Curah Hujan Meningkat Pada Musim Kemarau, BMKG Ungkap Potensi La Nina Melanda Indonesia

photo author
- Senin, 1 Juli 2024 | 16:14 WIB
Ilustrasi: BMKG ingatkan potensi La Nina melanda Indonesia. (Pixabay/gdakaska)
Ilustrasi: BMKG ingatkan potensi La Nina melanda Indonesia. (Pixabay/gdakaska)

Mengerti.id – Sudah dalam dua pekan lebih ke belakang beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di tengah musim kemarau. BMKG ingatkan mengenai potensi La Nina.

Sebelum kemunculannya, ada peristiwa El Nino. Hal tersebut sudah lumrah terjadi, sebagai penanda adanya musim kemarau dan penghujan.

Bila beberapa hari belakangan ini terjadi hujan, hal tersebut belum tentu dianggap sebagai potensi La Nina, dengan kata lain indeks yang mengarah pada kejadian tersebut termasuk lemah.

Hal tersebut diperjelas oleh pernyataan Kepala BMKG dalam laman bpbd.purworejokab.go.id, Dwikorita Karnawati menyampaikan El Nino moderat yang menyebabkan kekeringan tersebut hingga bulan Maret, kemudian kemungkinan akan muncul La Nina namun masih lemah dengan nilai indeksnya 1.5, yang dimulai bulan Juni kemudian akan meningkat mulai bulan September.

Baca Juga: Apa Pengertian Fenomena Equinox yang Terjadi Hari ini? Ketahui Pula Dampak dan Peringatan dari BMKG

Seperti apakah ciri khas dari peristiwa yang cukup menggemparkan penduduk tanah air akibat dari hujan yang cukup sering di musim kemarau ini? Cek penjelasannya berikut ini.

Definisi dan Perbedaan

La Nina merupakan sebuah peristiwa alami yang muncul secara berkala di Samudera Pasifik. Kejadian ini menyebabkan suhu permukaan air laut mengalami penurunan, sehingga udara jadi lebih dingin.

Salah satu ciri khasnya adalah curah hujan yang cukup tinggi, di atas rata-rata, dan cenderung menimbulkan bencana seperti banjir, angin kencang sampai longsor.

Adapun untuk perbedaannya terhadap El Nino adalah pada perubahan suhu permukaan laut dan pola angin di Samudera Pasifik Timur serta Tengah secara berkala yang juga disebut sebagai peristiwa El Nino Southerns Oscillation (ENSO).

Cirinya adalah suhu permukaan air laut yang cenderung lebih hangat. Rasio kenaikan suhu dapat mencapai lebih dari 0.5 derajat Celcius di atas rata-rata.

Pola angin yang terjadi pada peristiwa La Nina adalah angin pasat yang muncul lebih kuat. Bergerak dari Timur ke Barat dengan sangat kencang, menyebabkan lebih banyak air hangat ke area Samudera Pasifik Barat.

Sedangkan pada El Nino, angin pasat yang bergerak dari Timur ke Barat cenderung lemah, dan angin Barat Daya kemungkinan akan berbalik arah menjadi angin Timur Laut.

Dampak yang ditimbulkan
Perubahan iklim akibat dari adanya peristiwa alam tersebut dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi di beberapa wilayah Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Ratna Sofia Susilawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X