Mengerti.Id – Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan menyebabkan ada 127 orang tewas bahkan masih terus bertambah dan 180 orang luka-luka merupakan sejarah kelam persepakbolaan tanah air.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan hasil kekalahan pihak Arema FC.
Dari korban jiwa yang berjatuhan begitu besar, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi tragedi terburuk sepanjang perhelatan persepakbolaan Indonesia.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, 127 Orang Tewas, Termasuk 2 Orang Polisi
Dalam laga semalam, Arema FC harus menerima kekalahan atas Persebaya Surabaya dengan nilai 2-3 yang diadakan di Stadion Kanjuruhan Malang tadi malam, 2 Oktober 2022.
Aremania, sebutan para pendukung tim Arema FC yang tidak terima merangsek maju menuju ke lapangan melewati tribun yang masih penuh sesak penonton, menginjak-injak yang lainnya.
Mereka yang berhasil masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan melakukan pengrusakan semua benda yang ada di lapangan.
Lampu-lampu di lapangan menjadi sasaran pertama, sehingga sebagian besar lampu rusak, juga peralatan lainnya menjadi rusak akibat ini.
Bahkan lebih anarkis lagi ulah para suporter itu memaksa mundur para pihak aparat keamanan yang bertugas di sana saat itu.
Para petugas kepolisian dipaksa mundur bahkan petugas gas air mata, kerusuhan pun tak terelakkan lagi.
Banyak suporter yang masih ada di tribun yang terinjak-injak, termasuk suporter anak-anak banyak yang terluka dan meninggal akibat kejadian ini.
Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Pasca Pertandingan Arema FC vs Persebaya, Ratusan Orang Meninggal Dunia
Menurut Irjen Nico Afinta, Kapolda Jatim dalam cuitan resminya di twitter menyebutkan bahwa ada sebanyak 127 orang tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.