Mengerti.id - Coach Shin Tae Yong resmi dipecat dari jabatannya sebagai pelatih tim nasional (Timnas) Indonesia pada Senin, 6 Januari 2025.
Menurut Erick Thohir, meskipun dalam satu tahun terakhir PSSI telah menjalankan berbagai program secara transparan dan konsisten, dinamika di Timnas Indonesia telah menarik perhatian dalam evaluasi mereka.
PSSI menganggap bahwa diperlukan pemimpin yang lebih mampu menerapkan strategi yang disepakati oleh para pemain, memiliki komunikasi yang lebih baik, dan mampu mengimplementasikan program secara lebih menyeluruh.
Namun, keputusan pemecatan ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga mendapat reaksi keras dari keluarga Shin.
Sang anak, Shin Jaewon, tidak bisa menahan amarahnya terhadap PSSI. Ia mengaku kecewa atas keputusan tersebut lantaran selama ini sang ayah telah memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia.
Jaewon juga mengungkapkan jika dirinya mengetahui banyak tentang perlakuan yang diterima ayahnya selama lima tahun menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
"Banyak yang mau aku katakan tentang bagaimana PSSI memperlakukan ayahku selama 5 tahun, tapi aku akan diam," komentar Jaewon @shin_jaewon77 di postingan Instagram Timnas yang diunggah ulang oleh akun X @aingriwehuy sebagaimana dikutip Mengerti.id pada 6 Januari 2025.
Ungkapan ini langsung menjadi sorotan warganet, yang menduga bahwa Jaewon menyimpan banyak informasi yang dapat mencoreng reputasi PSSI.
Kontroversi ini semakin memanas, mengingat pelatih Shin sudah banyak berkontribusi terhadap kemajuan Timnas Indonesia selama masa jabatannya.
Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia mencapai berbagai prestasi, meskipun terkadang dianggap belum maksimal.
Pemecatan ini pun menyisakan pertanyaan besar mengenai apa yang sebenarnya terjadi di balik layar yang membuat hubungan antara PSSI dan Shin Tae Yong tidak lagi berjalan harmonis.
Alasan Shin Tae Yong Dipecat
Dalam sebuah konferensi pers di YouTube PSSI TV, Erick Thohir mengungkapkan bahwa terdapat beberapa alasan penting di balik pemecatan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Dalam penjelasannya, Erick menyebutkan bahwa dinamika sepak bola Indonesia, terutama di level tim nasional, menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan tersebut.
