Mengerti.id – Gorengan merupakan makanan yang sangat digemari di Indonesia. Oleh karena itu, ketika harga minyak goreng melonjak, banyak emak galau.
Sebagai salah satu kebutuhan paling utama di dapur, meski harganya beberapa waktu lalu sempat naik secara gila-gilaan, namun minyak goreng tetap diburu.
Minyak goreng tak hanya berguna untuk menggoreng lauk atau camilan saja. Kita dapat menggunakannya untuk menumis, memanggang atau untuk mengolah menu yang dibakar.
Baca Juga: Tips Menggoreng Ikan Agar Minyak Tidak Meletup, Jadi Bisa Makan Ikan Setiap Hari deh
Nah, ketika harga minyak goreng meningkat, banyak yang kemudian melakukan trik penghematan, yakni dengan menggunakan minyak goreng secara berulang.
Padahal, meski bisa disaring, minyak goreng sangat tidak disarankan untuk dipakai kembali, terutama jika sudah digunakan sebanyak 3 kali.
Apalagi jika warna minyak goreng bekas yang juga disebut dengan minyak jelantah itu sudah mulai berubah menghitam dan aromanya pun tak lagi seperti semula.
Tapi apa alasan yang membuat minyak goreng tidak dianjurkan untuk dipakai berulang kali? Intip penjelasannya dalam ulasan di bawah ini:
Baca Juga: Amankah Mengonsumsi Telur Goreng Setiap Hari? Jangan Sampai Keliru, Segera Cek Jawabannya di Sini
Alasan pertama mengapa minyak goreng tidak boleh dipakai berkali-kali karena ia dapat menjadi sumber radikal bebas setelah terpapar panas berulang.
Perlu diketahui, minyak goreng tersusun dari lemak tak jenuh. Ketika minyak goreng dipanaskan secara berulang, lemak tak jenuh akan berubah menjadi lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan.
Kedua, makanan yang digoreng atau diolah dengan minyak goreng bekas dapat memicu sakit tenggorokan, batuk atau gangguan saluran pernapasan lainnya.
Hal itu karena ketika minyak goreng sudah dipanaskan berkali-kali untuk menggoreng berbagai macam bahan makanan, kondisi minyak goreng itu sudah lebih kotor.
Baca Juga: Cara Mencuci Serbet Kotor dan Berminyak, Bersih Kinclong Pakai Larutan Ini
