Jelang Idul Adha, Puasa Sunah Apa Saja yang Dapat Dilakukan? Cek Keutamaan dan Tanggal Pelaksanaannya

photo author
- Kamis, 13 Juni 2024 | 12:27 WIB
Ilustrasi: Amal shalih selama sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah. (Pexels/Thirdman)
Ilustrasi: Amal shalih selama sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah. (Pexels/Thirdman)

Mengerti.id – Menjelang perayaan Idul Adha dalam beberapa hari ke depan, ada banyak amalan baik yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah puasa.

Ibadah puasa sunah yang dilakukan sebelum Hari Raya Qurban memiliki banyak keutamaan yang dapat meningkatkan derajat keimanan seseorang, karena termasuk amalan paling mulia dan disenangi Allah SWT.

Beberapa keutamaan dalam menjalankannya di awal bulan Dzulhijjah adalah diampuninya dosa setahun lalu dan satu tahun yang akan datang.

Puasa yang dilaksanakan sebelum hari Idul Adha adalah puasa sembilan hari awal, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Manakah yang Harus Diutamakan Puasa di Bulan Dzulhijjah atau Mengqadha Puasa Ramadhan? Ini Pendapat Buya Yahya

Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan bertepatan dengan jamaah haji yang wukuf di Arafah, dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan untuk umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji.

Keutamaan tersebut adalah diampuninya dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Selain itu juga memiliki keutamaan sama besar dengan orang yang beribadah haji.

Mengutip dari pernyataan Ustadz Imam, Pembina Tahfizh Quran Ponpes As’adiyah Galung Beru Bulukumba Sulsel pada laman sulsel.kemenag.go.id bahwa hari Arafah ini bermakna keyakinan.

Hal tersebut mengacu pada sebuah peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim, yang bermimpi mendapat wahyu dari Allah untuk menyembelih putranya sendiri.

Saat itu hari kesembilan dalam bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim sangat yakin dengan mimpinya dan patuh terhadap perintah Allah.

Selanjutnya yang terjadi saat akan menyembelih sang putra, Nabi Ismail digantikan dengan kambing oleh Allah SWT. Peristiwa ini tertulis dalam ayat Al Quran, yaitu As-Shaffat 102:

“Maka Ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim)berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Berdasarkan ayat tersebut, maka diperintahkan untuk berqurban bagi Umat Nabi Muhammad. Qurban dilaksanakan setelah solat Id.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Ratna Sofia Susilawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X