Mengerti.id – Ada banyak hal yang menyebabkan manusia sering terjebak berbuat dosa. Salah satu hal yang menjadi penyebab manusia tergoda melakukan dosa adalah lisan.
Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga lisan, karena hanya dari lisan kita bisa melukai orang lain. Dan sayangnya menjaga lisan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Apalagi di masa sekarang ini, di mana sangat mudah menyebarkan kata-kata melalui media. Di sisi lain, manusia juga cenderung mudah menerima segala informasi yang ada tanpa menyaring terlebih dulu.
Hal itu menyebabkan lisan kita pun begitu mudahnya menanggapi segala berita tanpa mengecek apakah informasi tersebut benar ataukah hanya kabar bohong belaka.
Baca Juga: Astaghfirullahaladzim, Selain Dosa yang Menumpuk, Hal-Hal Ini Penyebab Doa Tertolak
Selain itu, karena penyakit hati yang berupa iri dan dengki, membuka peluang bagi lisan manusia untuk saling memaki, mencaci dan mencela hanya untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Ada pun cara agar manusia dapat selamat hingga akhir zaman adalah dengan menjaga lisan dan perkataannya.
Terkait dengan hal tersebut, Ustadz Faisal Kunhi M.A, dilansir Mengerti.id dari chanelmuslim.com, mengungkapkan sejumlah penjelasan, sebagai berikut:
Penyebab utama manusia seringkali terjebak dan tergoda untuk berbuat dosa adalah karena sifat manusia yang begitu mudah mengeluarkan ucapan dan tulisan tanpa memikirkan dampaknya.
Baca Juga: Masya Allah, Begitu Dahsyat Keistimewaan Istighfar. Salah Satunya jadi Penghuni Surga
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan manusia agar lebih menjaga lisan dan tidak sembarangan mengatakan sesuatu tanpa berpikir dulu.
Karena sejatinya, seorang manusia itu dinilai dengan apa yang ia keluarkan dari lisan. Apabila yang ia ucapkan adalah kata-kata baik dan mulia, maka Allah akan mengangkat derajatnya.
Demikian sebaliknya, jika seorang manusia itu sering mengucapkan kata-kata kotor dan hina, maka Allah pun akan menghinakannya.
Berkaitan dengan alasan mengapa manusia begitu sering terjebak dalam perbuatan dosa, Ibnu Masud berkata, “Tidak ada sesuatu yang berhak dipenjara dalam waktu yang lama daripada lisanku.”
