Mengerti.id - Kehidupan awal tahun sudah dimulai dan saatnya kita sebagai manusia yang diberikan akal oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyiapkan masa depan yang cerah dan bermanfaat.
Apa saja yang perlu disiapkan dan bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi masa depan tersebut.
Islam sendiri mengajarkan kita untuk tidak lemah dalam melakukan atau meraih masa depan yang cerah dan untuk selalu bersemangat dalam setiap melakukan hal yang bermanfaat.
Baca Juga: 6 Hak Sesama Muslim untuk Mempererat Hubungan Antar Umat
Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan dalam keduanya ada kebaikan. Semangatlah untuk melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah’, Dan apabila segala sesuatu yang menimpamu dan itu buruk janganlah untuk menyesalinya seperti ‘seandainya dahulu aku tidak seperti ini”, dan lain sebagainya, ucapan tersebut sebaiknya diganti dengan: “Ini adalah takdir Allah dan apapun yang Dia Kehendaki pasti akan terjadi” karena kata-kata “Seandainya (Lau)” akan membuka amalan syaiton.” (HR. Muslim).
Lalu bagaimana cara seorang muslim dalam menyikapi atau menghadapi sebuah realita masa depan yang pasti akan dihadapi? Ini penjelasannya.
1. Menatap masa depan dengan keimanan, ketaqwaan dan amal shalih
Baca Juga: Gadhul Bashar Adalah Apa? Perintah Allah untuk Laki-Laki dan Perempuan dengan Banyak Manfaat
Keimanan adalah merupakan modal utama bagi seseorang dalam menghadapi masa depan. Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala telah berfirman dalam Surat Ali 'Imran Ayat 139:
وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa sebuah keimanan menjadi modal utama agar Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala menghilangkan rasa sedih terhadap apa yang sudah terjadi dan rasa takut serta khawatir terhadap masa depan.
2. Iman, Ishlah dan Taqwa