Sejarah Isra Miraj: Apakah Makna Peristiwa Penting Tersebut dan Siapa yang Pertama Kali Memperingatinya?

photo author
- Rabu, 8 Februari 2023 | 14:41 WIB
Sejarah Isra Miraj, siapa yang pertama kali memperingatinya? Adalah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq sebagai orang pertama yang percaya dan mengimani adanya peristiwa penting tersebut (pixabay/@Victoria_Watercolor)
Sejarah Isra Miraj, siapa yang pertama kali memperingatinya? Adalah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq sebagai orang pertama yang percaya dan mengimani adanya peristiwa penting tersebut (pixabay/@Victoria_Watercolor)

Mengerti.idSejarah Isra Miraj, peristiwa penting bagi Rasulullah SAW dan juga umat Islam di akhir zaman.

Disebutkan bahwa sejarah Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting sekaligus membahagiakan bagi Rasulullah SAW.

Kenapa demikian? karena di dalam sejarah Isra Miraj dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW telah menembus lapisan langit dan juga alam untuk bertemu dengan Tuhannya, Allah SWT.

Baca Juga: 5 Contoh Kegiatan atau Ide Lomba Menyambut Isra Miraj 2023, Cocok untuk Sekolah atau Umum

Sejarah Isra Miraj, Apakah Makna yang Dimaksud dalam Peristiwa Tersebut?

Seperti yang sudah disinggung di awal, Isra Miraj merupakan peristiwa di mana Nabi SAW diajak menuju Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha dan juga menembus langit dan alam untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Dan kejadian itu atas kuasa Allah SWT, hanya berlangsung selama semalam saja. Itulah yang membuat banyak orang sulit untuk mempercayai.

Banyak dari kalangan kafir Quraisy yang sudah pasti menganggapnya berita bohong dan ada sangkut pautnya dengan sihir.

Meski ada sebagian yang membenarkan namun tidak sedikit pula yang mengingkari peristiwa yang sebenarnya masuk akal bagi orang yang beriman.

Baca Juga: Sejarah Isra Miraj Menurut Penjelasan Habib Taufiq Assegaf dalam Peringatan Malam Peristiwa Agung Rasulullah

Sebelum melakukan perjalanan penuh makna tersebut, Rasulullah SAW lebih dulu dibersihkan hatinya dengan air zam-zam oleh Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil.

Namun perlu diingat, hal tersebut bukan mengartikan bahwasanya Nabi SAW memiliki hati yang kotor seperti manusia biasa.

Akan tetapi menjadi sebuah isyarat, bahwa siapapun umat Islam harus memiliki hati yang bersih jika ingin mencapai tingkatan mulia dalam bertakwa kepada Allah SWT.

Karena sejatinya Nabi Muhammad SAW merupakan makhluk paling mulia lagi suci, yang juga menjadi pemimpin para anbiya, tentu tidak memiliki hati yang kotor walau sedikit pun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X