Mengerti.id - Sejak tanggal 26 Juli sampai 1 Agustus 2024, Gunung Merapi yang berlokasi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah ini meluncurkan guguran lava hingga mencapai 148 kali menuju arah barat daya.
"Suara guguran terdengar 10 kali dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Yogyakarta, dilansir dari Antara pada, Minggu 4 Agustus 2024.
Menurut Kepala BPPTKG tersebut menjelaskan jika guguran lava yang terjadi mencapai jarak tempuh maksimal 1.800 meter dan menuju ke arah hulu Kali Bebeng.
Agus mengungkapkan morfologi kubah di arah barat daya teramati dan terjadi suatu perubahan karena aktivitas pertumbuhan dan peningkatan kubah.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi! Waspada Awan Panas, Lava, dan Lahar
Perubahan tersebut juga terjadi karena adanya guguran awan panas serta lava, sementara pada morfologi kubah tengah berada dalam kondisi yang relatif tetap.
Berdasarkan analisis dari foto udara, Kepala BPPTKG mengungkapkan jika kubah tengah yaitu 2.360.700 meter kubik serta volume di kubah barat daya yang terukur yaitu 2.538.700 meter kubik.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi mencatat jika guguran lava yang terjadi di minggu ini terjadi peningkatan yang signifikan yaitu sekitar 22 kali.
Sementara menurut Agus, pada minggu sebelumnya dari 19 hingga 25 Juli 2024 tentunya tidak setinggi minggu ini.
Agus menambahkan jika selain guguran lava yang meluncur, ternyata muncul satu kali guguran awan panas dengan jarak luncur mencapai 1.000 meter menuju arah hulu Kali Bebeng.
Kepala BPPTKG menuturkan jika luncuran lava yang terjadi sekitar 126 kali dengan jarak luncur mencapai 1,9 kilometer menuju arah hulu Kali Bebeng.
Agus mengungkapkan jika intensitas kegempaan yang terjadi pada minggu terakhir jauh lebih tinggi daripada minggu sebelumnya.
Pada minggu ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi mencatat terjadi gempa dengan fase banyak sebesar 114 kali dan gempa dengan frekuensi rendah sebanyak 3 kali.
Terjadi pula gempa guguran sebanyak 735 kali, gempa tektonik sebanyak 4 kali, gempa akibat guguran awan panas sebanyak 1 kali, dan terjadi gempa vulkanik yang dangkal sebanyak 30 kali.