Naas! Kronologi Pekerja Tambang Meninggal Tertimbun Tanah Longsor di Kabupaten Solok

photo author
- Sabtu, 28 September 2024 | 12:06 WIB
Ilustrasi: Kronologi para pekerja tambang di kabupatan Solok tertimbun longsor. (Pixabay/Sergio Cerrato - Italia)
Ilustrasi: Kronologi para pekerja tambang di kabupatan Solok tertimbun longsor. (Pixabay/Sergio Cerrato - Italia)

Mengerti.id - Setidaknya ada 11 pekerja tambang meninggal dunia dan berhasil dievakuasi akibat tertimbun tanah longsor yang diduga terjadi di sebuah tambang emas ilegal, desa Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) pada Kamis sore, 26 September 2024.

"Hingga malam ini pukul 23.44 WIB jumlah korban yang terdata meninggal dunia sebanyak 11 orang," ucap Padri Wanto, Kepala desa Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, dilansir oleh tim Mengerti.id dari laman Antaranews pada Jumat, 27 September 2024.

Menurutnya, relawan dan pihak Wali Nagari juga mencatat setidaknya ada delapan penambang mengalami luka berat, sedangkan luka ringan sebanyak tiga orang.

Padri Wanto menyebutkan untuk 11 korban yang meninggal dunia dan berhasil dievakuasi serta identifikasi atas nama Ambra (29), Desriwandi (48), Doris (30), Ilham (25), Indra (18), Sat (35), Yedrimen (44), Yusrizal (44), Zil (31), Don, dan Sakir.

Padri juga menambahkan kondisi lokasi longsor yang dianggap tidak dapat diakses oleh moda transportasi umum, kendaraan roda dua dan empat menjadi salah satu kendala utama saat proses evakuasi para korban yang dilakukan.

Wali Nagari atau Kepala desa Sungai Abu justru menjelaskan tidak mengetahui keberadaan aktivitas tambang emas ilegal di lokasi yang dipimpinnya.

"Itu di luar sepengetahuan kami. Kami tidak tahu ada kegiatan itu (tambang emas ilegal). Yang kami tahu hanya ada korban bencana," terangnya.

Hasan Basrial (52), selaku keluarga dekat dari korban Don yang berasal dari Kabupaten Solok Selatan juga mengungkapkan jika baru memperoleh kabar kejadian peristiwa tersebut pada Jumat siang, 27 September 2024.

Menurut penuturannya, jarak tempuh yang berada di lokasi terakhir yang dapat ditempuh moda transportasi ke tempat tujuan dari kejadian tersebut dirasa memakan banyak waktu empat bahkan sampai tujuh jam perjalanan.

Sementara pernyataan lain disampaikan oleh Irwan Efendi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, pada Jumat, yang memperkirakan jika korban yang meninggal dunia sekitar 15 orang.

Dari jumlah korban yang meninggal dunia, menurutnya, ada sebanyak 11 korban sudah berhasil dievakuasi. Sementara empat orang korban lainnya masih berada di lokasi kejadian, sedangkan tiga orang diantaranya mengalami luka-luka.

Hal senada juga diungkapkan oleh Irwan Efendi yang menganggap jika medan di tempat kejadian sangat sulit diakses, bahkan menurutnya waktu tempuh hingga 4 jam perjalanan jika ingin menuju ke titik lokasi.

Sementara laporan dari lapangan, menurut penuturannya, masih belum ada informasi yang pasti ataupun memerlukan waktu hingga 4 jam kemudian karena belum diketahui secara pasti data lengkapnya.

Irwan juga menjelaskan jika pihaknya telah melakukan koordinasi bersama forkopimda dan forkopimcam di daerah setempat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukma Lydia Anggita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X