Mengerti.id – Seperti yang ramai diberitakan, keadaan di Kabupaten Nduga sedang memanas seiring dengan aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang diduga melakukan teror terhadap 15 pekerja bangunan puskesmas dan membakar pesawat Susi Air nomor registrasi PK-BVY di Bandara Paro, Nduga.
Personil TNI-Polri saat ini sudah menguasai distrik Paro untuk mengamankan wilayah tersebut setelah sebelumnya melakukan evakuasi terhadap 15 pekerja bangunan puskesmas dan warga yang juga mendapat teror dari KKB.
Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips M melalui sebaran foto pihak KKB Egianus Kogoya menjadi sandera mereka. Hal ini membuat Kabupaten Nduga mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Kabupaten Nduga merupakan bagian dari Provinsi Papua Pegunungan dengan ibukota berada di distrik Kenyam. Sebelum dimekarkan menjadi kabupaten pada tahun 2008, Nduga tercatat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Kabupaten Nduga yang saat ini dipimpin Bupati Namia Gwijangge merupakan salah satu wilayah di Papua yang memberikan kesan tersendiri bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam tayangan di akun YouTube Kementerian Sekretariat Negara, video yang diberi judul “Temu Kangen Masyarakat Indonesia di Selandia Baru” menampilkan suasana tanya jawab antara presiden dan warga Indonesia yang bermukim di sana.
Secara kebetulan, Selandia Baru merupakan negara asal Kapten Philips yang saat ini masih dalam sandera pihak KKB Egianus Kogoya.
Salah seorang mahasiswa asal Papua bertanya kepada Presiden tentang motivasi yang mendasari seringnya Presiden melakukan kunjungan ke Papua.
Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden Jokowi menceritakan pengalamannya saat melakukan kunjungan ke Papua. Sekitar tahun 2014 akhir, satu setengah bulan setelah dilantik menjadi presiden ia langsung terbang ke Papua.
Presiden ingin melihat langsung keadaan masyarakat yang katanya serba kekurangan di sana. Ia mendapat informasi harus mengunjungi Kabupaten Nduga karena akan kaget dengan kondisinya di sana.
Presiden pun merespon dengan menyampaikan ke Kapolri dan Panglima TNI tentang keinginannya mengunjungi salah satu wilayah di pedalaman Papua tersebut.
Kapolri dan Panglima TNI saat itu memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk tidak berangkat karena Nduga termasuk wilayah paling rawan dan berbahaya untuk dikunjungi.