Puasa Syawal Terakhir Tanggal Berapa? Simak Tata Cara, Ketentuan dan Keutamaanya

photo author
- Senin, 24 April 2023 | 22:03 WIB
Ilustrasi. Simak informasi mengenai hari terakhir menjalankan puasa Syawal beserta tata cara, niat dan keutamaannya. (pexels/@enginakyurt)
Ilustrasi. Simak informasi mengenai hari terakhir menjalankan puasa Syawal beserta tata cara, niat dan keutamaannya. (pexels/@enginakyurt)

Mengerti.id - Setelah menjalani puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, umat muslim akan menyambut hari raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal.

Setelah merayakan Idul Fitri, umat muslim juga bisa melanjutkan puasanya di bulan Syawal. Hal ini disebut dengan Puasa Syawal.

Menjalankan puasa Syawal dimulai sejak 2 Syawal atau hari kedua lebaran. Lantas sampai kapan puasa Syawal boleh dilakukan.

Baca Juga: Bayar Hutang Puasa atau Puasa Sunah Syawal Dulu? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Berikut ini informasi mengenai hari terakhir puasa Syawal serta tata cara dan ketentuan menjalankannya.

Rasulullah SAW menjelaskan didalam sebuah hadist jika seseorang yang telah selesai berpuasa Ramadhan lalu menyambungnya dengan puasa Syawal selama 6 hari maka akan memperoleh pahala senilai puasa satu tahun.

“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,” (HR Muslim).

Hukum menjalankan puasa Syawal ialah sunah yang artinya bila dijalankan mendapat pahala, namun jika tidak maka tidak akan menimbulkan dosa.

Menjalankan puasa Syawal dimulai sejak 2 Syawal dan tidak boleh dikerjakan pada 1 Syawal. Hal ini dikarenakan pada 1 Syawal yang tepat dengan perayaan Idul Fitri merupakan hari haram berpuasa.

Pada dasarnya batas akhir puasa Syawal adalah 30 Syawal. Namun puasa Syawal ini hendaknya dilakukan selama 6 hari.

Baca Juga: Benarkah Gerhana Matahari Akhir Ramadhan Pertanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Penjelasan Buya Yahya

Pelaksanaan puasa Syawal ini memiliki dua pendapat dari dua mazhab. Menurut mazhab Syafi'i dan Hambali, melaksankan puasa Syawal hendaknya dilakukan selama enam hari berturut-turut.

Sementara menurut mazhab dari Hanafi dan Maliki berbeda dengan yang sebelumnya, yaitu menjalankan puasa Syawal hendaknya dilakukan secara terpisah namun masih di dalam bulan Syawal.

Keistimewaan puasa Syawal ini pun tidak hanya didapat oleh orang yang melakukan secara berturut-turut, melainkan orang yang mengqadha atau menunaikan nazar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Amalia Citra Novianantya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X