religi

Bergelimang Harta dan Tidak Pernah Merasa Susah dalam Hidupnya, Hati-Hati Bahaya Istidraj!

Sabtu, 17 Desember 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi: Orang istidraj merasa kaya raya dari kemaksiatannya tanpa sedikit merasa gelisah (Pixabay/Tumisu)

Mengerti.id – Dewasa ini banyak kita jumpai orang-orang yang bergelimang harta, merasa hidupnya tidak pernah merasakan susah, hati-hati bisa jadi itu wujud dari adanya Istidraj.

Istidraj merupakan jebakan atau perangkap berupa kelimangan harta karena bermaksiat.

Banyak cerita tentang kesuksesan instan yang dialami seseorang, ia merasa sangat mudah menempuh kesuksesan tersebut padahal yang ia tempuh adalah melalui jalan yang salah, sehingga ia terus merasa bahwa dirinya dimuliakan oleh Allah. Hal tersebut yang dinamakan istdraj.

Baca Juga: Syirkah Abdan dalam Islam: Definisi, Contoh dan Dalil

Istidraj juga bisa berarti sebuah jebakan atau perangkap berupa kelimangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan yang terus menerus bermaksiat pada Allah.

Misalnya, benar ia cepat kaya dari pesugihan yang ia jalani atau ia berbuat perbuatan syirik lainnya yang membuat seseorang tersebut mendadak kaya dan terkenal, tidak ada sakit sama sekali, bisa jadi itu merupakan istidraj.

Seseorang yanh istidraj tidak akan pernah merasa bahwa dirinya sedang diuji, melainkan ia akan terus berbuat maksiat karena ia merasa Allah terus memberinya kelapangan rezeki. Justru ini yang bahaya.

Baca Juga: Gresby Delva Irawan: Profil dan Biodata Delva Sonata, Pacar Baru Happy Asmara?

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).
Allah Ta’ala berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Baca Juga: Ucapan Hari Ibu Untuk Ibu yang Sudah Meninggal, Penuh Kerinduan, Rasa Syukur dan Haru

Halaman:

Tags

Terkini