Contoh Teks Khutbah Sholat Gerhana Bulan 2022 Hanya 7 Menit oleh Syaikh Sholeh Al Fauzan

photo author
- Senin, 7 November 2022 | 13:13 WIB
Ilustrasi:  Teks khutbah sholat gerhana dari Syaikh Sholeh Al Fauzan (Pexels/Alena Darmel)
Ilustrasi: Teks khutbah sholat gerhana dari Syaikh Sholeh Al Fauzan (Pexels/Alena Darmel)

Mengerti.id - Berdasarkan data astronimis, Gerhana bulan total diperkirakan kembali terjadi pada Selasa, 8 November 2022.

Peristiwa langka ini diprediksi akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Dikabarkan juga berlangsung selama kurang lebih 1 jam.

Nabi Muhammad SAW menghimbau kepada umat muslim untuk melaksanakan sholat gerhana. Biasanya setelah sholat terdapat ceramah singkat.

Baca Juga: Teks Khutbah Sholat Gerhana Singkat dan Terbaru 8 November 2022, Cocok untuk Semua Kalangan

Untuk itu, di dalam artikel kali ini akan menyajikan contoh teks khutbah sholat gerhana hanya 7 menit yang disampaikan oleh Syaikh Sholeh Al Fauzan.

Dikutip Mengerti.id dari laman Rumaysho.com, berikut ini adalah materi lengkap khutbah sholat gerhana Syaikh Sholeh Al Fauzan.

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Dulu di zaman jahiliyah, orang-orang menyembah matahari dan bulan. Allah Ta’ala berfirman,

Baca Juga: Jam Berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Ini Jadwal dan Lokasinya di Indonesia

وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushilat: 41)

Di zaman jahiliyah dahulu juga terdapat anggapan ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, itu terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Dan memang dahulu terjadi gerhana di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena kematian anaknya, Ibrahim. Jadi orang-orang mengira gerhana itu terjadi karena kematian anaknya. Itulah keyakinan jahiliyah yang masih ada dahulu. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ

“Matahari dan bulan adalah di antara tanda yang membuktikan kebesaran Allah. Gerhana itu muncul bukan karena sebab kematian seseorang”.[1] Ketika terjadi gerhana, Allah ingin menakuti hamba-hamba-Nya. Terjadinya gerhana bukanlah karena kematian seseorang. Allah hanya ingin menakuti hamba-Nya kala itu. Ketika gerhana itu terlihat, maka segeralah shalat dan berdo’alah sampai gerhana tersebut berakhir.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Rumaysho.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X