Mengerti.id – Sejarah Isra Miraj menyimpan cerita tersendiri bagi lahirnya gelar atau sebutan yang melekat pada nama salah satu sahabat Nabi.
Beliau adalah orang yang sangat penting dalam sejarah Isra Miraj karena menjadi penguat Nabi dalam dakwah Islamnya beberapa jam setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Betapa tidak, Nabi yang baru kembali dari peristiwa agung mendapati penolakan sekaligus ejekan dari kaum Quraisy.
Baca Juga: Apa Ciri-ciri Buraq? Kendaraan Nabi Muhammad saat Isra Miraj
Isra Miraj merupakan peristiwa yang secara akal terhitung mustahil dilakukan. Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan ke Masjidil Aqsa dan naik ke Sidratul Muntaha lalu berada kembali di kediamannya hanya dalam hitungan sepertiga malam.
Tanpa dilandasi keimanan tentu peristiwa itu layaknya dongeng pengantar tidur. Itulah yang menjadi pembeda antara kaum Quraisy dan sahabat Abu Bakar.
Kumpulan orang-orang musyrikin menertawakan cerita Nabi SAW dan berharap Abu Bakar yang mendengarnya juga merespon hal yang sama dengan mereka.
Selengkapnya diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan Al Hakim sebagai berikut:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperjalankan ke Masjidil Aqsa, maka orang-orang pun mulai memperbincangkannya."
Sebagian orang yang sebelumnya beriman dan membenarkannya menjadi murtad, mereka pun datang menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu seraya berkata,
“Apakah engkau mengetahui kalau temanmu mengaku melakukan perjalanan pada malam hari ke Baitul Maqdis?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bertanya, “Apakah ia mengatakan seperti itu?” “Iya,” jawabnya. Abu Bakar berkata, “Andai ia memang mengatakan seperti itu sungguh ia benar.”
Mereka berkata, “Apakah engkau mempercayainya bahwa ia pergi semalaman ke Baitul Maqdis dan sudah kembali pada pagi harinya?” Abu Bakar menjawab, “Ya, bahkan aku membenarkannya yang lebih jauh dari itu. Aku percaya tentang wahyu langit yang turun pagi dan petang.”