Bagaimana Awal Mula Keviralan Boneka Labubu di Indonesia dan Apa Alasannya Produk Ini Laris Dipasaran?

photo author
- Kamis, 19 September 2024 | 18:27 WIB
Alasan Labubu bisa viral di berbagai negara termasuk Indonesia. (Instagram/@labubuofficial)
Alasan Labubu bisa viral di berbagai negara termasuk Indonesia. (Instagram/@labubuofficial)

Mengerti.id - Belakangan ini, boneka Labubu menjadi viral di media sosial. Banyak orang dewasa terlihat mengantre panjang, bahkan sampai mengular keluar gedung, demi mendapatkan boneka ini.

Fenomena ini terjadi pada tanggal 13 September 2024 di Popmart, Gandaria City, Jakarta Selatan, yang penuh sesak oleh lautan manusia.

Beberapa sumber menyebut jika boneka ini dibandrol dengan harga jutaan rupiah, tentu ini bukan nominal yang kecil.

Meski harganya terbilang mahal, hal ini tidak menyurutkan minat para penggemar untuk memilikinya.

Lalu bagaimana awal mula Keviralan boneka ini? Dan mengapa banyak masyarakat Indonesia yang mencarinya?

Baca Juga: Apa Itu Boneka Labubu yang Sedang Viral dan Mengapa Banyak Dicari Masyarakat?

Awal Mula Keviralan Boneka Labubu

Viralnya Labubu tidak terlepas dari pengaruh Lisa Blackpink. Dirinya diketahui beberapa kali memposting boneka ini di akun Instagram pribadinya.

Ia menjadikan boneka ini sebagai gantungan tas dan juga memajangnya sebagai salah satu koleksinya. Hal ini memicu minat yang besar dari para penggemarnya untuk ikut mengoleksi boneka tersebut.

Boneka ini merupakan produk yang terinspirasi dari mitologi peri dengan perawakan seperti monster yang diproduksi oleh Popmart.

Boneka tersebut memiliki ciri khas berupa bulu berwarna-warni, telinga panjang, gigi runcing, dan senyum nakal.

Ini merupakan salah satu dari lima karakter dalam kelompok makhluk rekaan yang disebut The Monster.

Kelompok ini terdiri dari karakter antagonis dan protagonis seperti Zimomo, Taiku, Spoky, dan tentu saja, boneka yang sedang viral sekarang ini.

Alasan Boneka Labubu Banyak Dicari Masyarakat Indonesia
Fenomena viralnya Boneka ini menunjukkan kecenderungan masyarakat Indonesia yang "latah" atau mudah terbawa tren.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Ratna Sofia Susilawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X