Berdasarkan data yang terungkap, Erin sempat menggugat balik dengan daftar aset bersama yang cukup besar — total 32 aset yang diperoleh selama masa pernikahan mereka.
Daftar tersebut mencakup 9 bidang tanah dan bangunan di berbagai lokasi strategis, 13 barang bergerak termasuk kendaraan mewah, 2 kepemilikan saham, 4 rekening bank, dan 4 polis asuransi.
Semua aset tersebut diakui sebagai harta bersama, sehingga menurut hukum, keduanya berhak mendapatkan bagian yang setara.
Namun, setelah serangkaian diskusi dan mediasi, Andre dan Erin akhirnya mencapai kesepakatan damai mengenai pembagian harta tersebut. Semua detail teknis telah dituangkan dalam akta notariil yang bersifat privat dan tidak dipublikasikan untuk menjaga kerahasiaan keluarga.
Keduanya juga menegaskan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kepentingan anak-anak dan kelangsungan hidup mereka di masa depan. Mereka memilih untuk tidak membuka rinciannya kepada publik agar proses berjalan dengan tenang dan terhormat.
Kesepakatan pembagian harta ini menjadi salah satu contoh bagaimana perceraian bisa dilakukan tanpa konflik, asalkan didasari komunikasi yang baik dan keinginan untuk menyelesaikan masalah secara dewasa.
Dinamika Konflik dan Akhir Damai
Sebelum mencapai kesepakatan damai, perjalanan perceraian Andre dan Erin tidak berlangsung mulus. Proses hukum mereka sempat berlarut-larut karena beberapa kali mengalami penundaan dan kebuntuan dalam mediasi.
Andre diketahui telah tiga kali mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, namun semuanya ditolak karena belum adanya titik temu antara kedua belah pihak. Ketegangan sempat meningkat, hingga muncul berbagai rumor mengenai penyebab perpisahan mereka.
Meski sempat memanas, pada akhirnya Andre dan Erin memilih jalan damai. Dengan bantuan kedua kuasa hukum mereka, termasuk Malik Bawazier di pihak Erin, kesepakatan pun berhasil dicapai. Mereka juga sepakat untuk tidak lagi berseteru di media sosial maupun media massa.
Surat perjanjian perdamaian yang mereka tandatangani mencakup seluruh aspek penting, mulai dari pembagian harta, hak asuh anak, hingga komitmen untuk tetap menjaga hubungan baik demi anak-anak mereka.
Kesepakatan ini juga menjadi akhir dari berbagai rumor yang sempat beredar. Keduanya menegaskan bahwa tidak ada konflik besar di balik keputusan berpisah, melainkan karena perbedaan prinsip yang sudah tidak bisa disatukan lagi.
Perceraian Andre Taulany dan Erin Taulany menjadi bukti bahwa perpisahan tidak selalu harus disertai konflik. Dengan komunikasi yang matang dan keinginan untuk menjaga kehormatan keluarga, keduanya mampu menyelesaikan semua perbedaan secara damai.***
