Sebagian besar mereka tinggal di perkampungan Khumbu Valley, area Taman Nasional lereng Everest.
Sangat wajar jika sudah terbiasa dengan iklim ekstrim di ketinggian Everest karena sudah tinggal di wilayah tersebut turun temurun sejak nenek moyang mereka.
Seorang Sherpa mampu berjalan mendaki sejauh 8 km dengan beban berat dipunggungnya, inilah yang sering dimanfaatkan jasanya oleh pendaki solo (sendiri).
Para Sherpa juga sering terlibat dalam berbagai aksi evakuasi pendaki yang mengalami insiden saat pendakian maupun turun dari puncak.
Keberadaan mereka sangat membantu tugas pihak keamanan yang sering merekomendasikan Sherpa untuk memandu kegiatan para pendaki.
Nama-nama Sherpa yng cukup terkenal di wilayah jalur pendakian Everest antara lain Dorjee, Lakhpa, Tashi, Tenzing, dan Nawang.
Sementara nama Gelje dan Nima Tahi merupakan Sherpa yang viral setelah aksi evakuasi yang mereka lakukan tidak diakui pendaki.***