Di Indonesia sendiri yang menggunakan metode hisab adalah Muhammadiyah.
Kriteria dalam metode hisab dapat dipahami dalam surat Yasin:39-40.
"Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua."
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."
Baca Juga: Bagaimana Hukumnya Sahur tapi Lupa Tidak Baca Niat Puasa Ramadhan? Ini Kata Buya Yahya
Berdasarkan metode tersebut Muhammadiyah telah resmi menetapkan awal Ramadhan 2023/1444 Hijriyah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.
2. Metode Ru'yah
Penentuan awal Ramadhan menggunakan metode ini didasarkan pada penglihatan serta pengamatan bulan secara langsung yang berbentuk sabit.
Dalam surah Al-Baqarah (185) Allah SWT berfirman:
"Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut."
"Metodologi penentuan awal bulan Qamariah, baik untuk menandai permulaan Ramadhan, Syawal dan bulan lainnya harus didasarkan pada penglihatan bulan secara fisik (rukyatul hilal bil fi'ly)," dikutip dari keterangan pada laman resmi Nahdlatul Ulama (NU).
Pemerintah sendiri melalui Kementrian Agama (Kemenag) menggabungkan kedua metode tersebut sebagai penentu awal Ramadhan.
Baca Juga: 3 Tujuan Allah Memberikan Kepada Manusia Nikmat yang Sangat Banyak
Hal itu berdasarkan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Oleh karenanya, masyarakat Indonesia diminta untuk tetap mennti hasil Sidang Isbat yang akan dilakukan untuk menentukan awal Ramadhan 2023. ***