Mengerti.id - Belakangan ini Tugu Abel Tasman sebuah bangunan yang berada di puncak Gunung Marapi ini kembali viral usai terjadi insiden erupsi pada 3 Desember 2023 lalu.
Sama seperti korban-korban erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu, kisah dibalik berdirinya Tugu Abel Tasman juga sangat memilukan.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kisah dibalik Tugu Abel Tasman, perlu kita tahu bahwa baru-baru Gunung Marapi kembali erupsi.
Hingga hari ini Jumat, 8 Desember 2023 tercatat setidaknya ada 23 pendaki yang meninggal dunia atas insiden erupsi Gunung Marapi tersebut.
Baca Juga: Tugu Abel Tasman, Kisah Awal Pendaki Marapi Sumbar Meninggal Dunia Tahun 1992
Kejadian ini lantas menjadi sorotan masyarakat, pasalnya sebelumnya tidak ada tanda-tanda erupsi yang ditunjukkan pada aktivitas Gunung Marapi, bahkan saat kejadian berlangsung terdapat 75 orang yang melakukan pendakian.
Dalam kejadian tersebut, terdapat satu korban yang turut menjadi sorotan publik yakni Yasirli Amri yang sempat merekam kondisi dirinya terlihat dipenuhi oleh abu vulkanik.
Yasirli Amri sempat membuat rekaman di ponsel yang ditemukannya di lokasi kejadian dan menunjukkan kondisi tubuhnya saat itu, ia tampak meminta tolong untuk diselamatkan.
Namun nahas, berdasarkan informasi dari BPBD Kota Bukittinggi, Yasirli Amri dinyatakan meninggal dunia, dan jasadnya ditemukan di dekat tugu.
Lalu bagaimana kisah dibalik Tugu Abel Tasman tersebut? mari kita bahas fakta menarik tentang berdirinya bangunan tersebut di puncak Gunung Marapi.
Kisah Dibalik Berdirinya
Mengutip dari akun YouTube @Bayu Erlangga, kisah dibalik berdirinya Tugu Abel tersebut bermula ketika tragedi Gunung Marapi meletus pada tahun 1992 silam.
Saat itu Abel Tasman bersamaan dengan rekan-rekannya yakni Sulastri, Herwin Sukhavira dan Firdaus Tan Juang melakukan pendakian ke Gunung Marapi pada 5 Juli 1992.
Abel Tasman diketahui merupakan alumni SMA 6 Padang yang juga anggota komunitas pecinta alam. Rencananya pada saat itu pria tersebut akan melanjutkan sekolah kepolisian.
Pada saat itu Abel diketahui mendaki bersama dengan 15 orang rekannya yang berasal dari kelompok-kelompok berbeda.