Namun saat sampai di puncak merpati, rombongan mereka pun terpisah.
Ketika waktu menunjukkan pukul 09.15 WIB, tiba-tiba gunung yang awalnya terlihat indah dan tenang, meletus dimulai dengan awan panas bercampur debu dan dentuman suara keras.
Para pendaki tersebut pun berlarian menuruni puncak merpati lantaran awan panas dan batuan mulai keluar dari perut gunung tersebut.
Saat itu, posisi Abel dan Sulastri berada sekitar 10-15 meter dari Puncak Merpati. Herwin yang merupakan rekan satu rombongan sempat mendengar teriakan wanita tersebut.
Sulastri mengaku sempat terkena pecahan batu yang mengenai punggungnya, ia pun sempat tak sadarkan diri beberapa menit.
Baca Juga: Gunung Marapi Meletus 3 Desember 2023, Ini Daftar Nama Pendaki yang Masih Berada di Lokasi Erupsi
Namun saat dirinya tersadar, betapa terkejutnya Sulastri justru menemui Abel yang sudah terkapar disampingnya dan dinyatakan meninggal dunia lantaran terkena batu tepat di kepalanya.
Melihat Abel yang sudah terkapar, rekannya pun langsung bergegas turun untuk meminta bantuan penyelamatan. Saat itu banyak juga para pendaki lain yang turut terluka.
Pagi harinya tepat pada Senin, 6 Juli 1992, Tim SAR melakukan evakuasi pada korban atau Abel yang masih berada di puncak.
Menurut hasil pemeriksaan oleh Tim penyidik diketahui Abel meninggal lantaran hantaman benda keras tepat di kepalanya.
Pembangunan Tugu Abel di Puncak Gunung Marapi
Untuk mengenang insiden yang menewaskan Abel Tasman tersebut, para pendaki kemudian
membuat tugu Abel setelah dua tahun tragedi tersebut atau tepatnya pada 5 Juli 1994.
Namun menurut informasi yang beredar, tugu yang dibangun saat ini bukanlah posisi dimana tempat Abel meninggal dunia.
Karena puncak Merpati yang merupakan tempat tewasnya Abel rawan untuk digali dan bisa menyebabkan longsor
Daripada membahayakan, akhirnya tugu tersebut dibangun dengan posisi yang menyerong menghadap ke puncak Merpati.
Sampai detik ini para pendaki akan menjumpai Tugu Abel Tasman apabila tiba di puncak Gunung Marapi.***