Kucing Domestik Ternyata Baru Datang di Eropa 2.000 Tahun Silam

photo author
- Jumat, 28 November 2025 | 04:58 WIB
Ilustrasi: Penelitian di jurnal Science mengungkap asal-usul kucing domestik dan perannya dalam peradaban Romawi. (Pixabay/congerdesign)
Ilustrasi: Penelitian di jurnal Science mengungkap asal-usul kucing domestik dan perannya dalam peradaban Romawi. (Pixabay/congerdesign)

Mengerti.id — Penelitian genetika terbaru menunjukkan bahwa kucing domestik baru tiba di Eropa sekitar 2.000 tahun lalu pada masa Kekaisaran Romawi, berdasarkan riset yang dipublikasikan Kamis di jurnal Science. Temuan ini membantah anggapan lama bahwa kucing telah datang bersama para petani Neolitikum sekitar 6.000 tahun lalu.

Penelitian yang dipimpin oleh University of Roma Tor Vergata ini menganalisis 87 genom kucing kuno dan modern dari 225 sampel tulang yang membentang lebih dari 10.000 tahun dari 97 situs arkeologi di Eropa dan Timur Dekat. Hasilnya menunjukkan bahwa kucing yang sebelumnya dianggap domestik awal sebenarnya adalah kucing liar Eropa dan bukan keturunan kucing liar Afrika yang menjadi nenek moyang kucing rumah saat ini.

"Kami menunjukkan bahwa genom paling awal dari kucing domestik di Eropa berasal dari periode Kekaisaran Romawi, dimulai pada abad pertama Masehi," kata Claudio Ottoni, paleogenetisis sekaligus penulis utama penelitian tersebut. Sisa tulang kucing domestik tertua di daratan utama Eropa ditemukan di kota Mautern, Austria, yang merupakan lokasi benteng Romawi di sepanjang Sungai Danube dengan estimasi usia antara tahun 50 hingga 100 Masehi.

Tim peneliti mengidentifikasi dua gelombang kedatangan kucing dari Afrika Utara. Sekitar 2.200 tahun lalu, kucing liar dibawa dari Afrika barat laut ke Sardinia yang kemudian membentuk populasi kucing liar di pulau tersebut. Gelombang berikutnya terjadi sekitar dua abad setelahnya yang membawa kucing yang benar-benar terdomestikasi dan menjadi fondasi genetik kucing rumah modern di Eropa.

Kucing domestik awal tersebut memiliki kesamaan genetika dengan kucing liar Afrika yang dapat ditemukan di wilayah sekitar Tunisia yang menunjukkan bahwa Afrika Utara menjadi titik asal, bukan Timur Tengah. Para peneliti memperkirakan bahwa budaya pelaut Fenisia dan Punisia membawa kucing melalui jalur koloni perdagangan Mediterania sebelum kampanye militer Romawi mempercepat penyebarannya.

"Lanskap perkotaan yang muncul selama periode Romawi kemungkinan memberikan kondisi optimal bagi kucing untuk hidup berdampingan dengan manusia," kata Ottoni. Kucing kemungkinan menumpang kapal pengangkut gandum dari Mesir dan Afrika Utara sebagai pemburu tikus dan juga memiliki hubungan religius serta simbolik dalam peradaban manusia.

Temuan ini menantang kesimpulan-kesimpulan sebelumnya yang berbasis pada analisis DNA mitokondria. Penulis bersama penelitian ini, Marco De Martino, menjelaskan bahwa pengurutan genom secara menyeluruh memberi resolusi yang lebih jelas dan mengungkap adanya perkawinan silang antara kucing liar Eropa dan kucing liar Afrika di masa kuno yang dulu menimbulkan kesalahan persepsi pada penelitian sebelumnya.

"Kedatangan kucing domestik di Eropa penting karena mewakili momen penting dalam ikatan mereka yang terus bertahan dengan manusia," ujar De Martino. Meski demikian penelitian ini belum dapat menjawab secara pasti kapan dan di mana proses domestikasi asli kucing bermula meski bukti menunjukkan bahwa Afrika Utara menjadi area asal.

Informasi ini bersumber dari penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Science pada Kamis dan dilaporkan oleh ABC News serta Reuters pada 27 November 2025.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mengenal Leverage dalam Binance Futures

Jumat, 25 Juli 2025 | 10:46 WIB

Mengenal Reserve Rights Crypto dan Gala Games

Selasa, 11 Februari 2025 | 15:05 WIB
X