Mengerti.id - Dalam dunia cryptocurrency terdapat dua jenis trading yang bisa kamu lakukan, yaitu trading spot dan trading futures. Kamu bisa meningkatkan keuntungan berkali lipat pada trading futures karena adanya faktor leverage.
Meski demikian jenis trading futures memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan trading spot. Sehingga sebelum membeli BTC perpetual atau aset crypto lainnya, maka sebaiknya kamu telah melakukan riset dan analisa secara mandiri.
Untuk melakukan analisa fundamental dan analisa teknikal maka kamu memerlukan aplikasi trading crypto dengan fitur yang lengkap. Salah satu rekomendasi adalah aplikasi Binance futures, sebagai salah satu aplikasi trading crypto terbaik di dunia.
Sayangnya Binance Futures belum terdaftar dan diawasi oleh Bappebti dan OJK. Apalagi untuk fitur trading futures belum banyak aplikasi yang menawarkan fitur ini. Meski belum banyak, saat ini sudah ada beberapa platform yang mendukung trading futures crypto di Indonesia yang telah menyediakan fitur leverage hingga 25x dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional, salah satunya adalah Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Apa Itu Trading Leverage?
Trading leverage memungkinkan kamu untuk menggunakan sejumlah uang awal yang lebih kecil untuk memperoleh akses ke posisi yang lebih besar. Ini melibatkan penggunaan dana yang dipinjam untuk berdagang aset seperti crypto, indeks, komoditas, dan mata uang asing.
Dengan cara lain, leverage memperluas kemampuan membeli atau menjual, sehingga kamu bisa bertransaksi dengan lebih banyak uang daripada yang ada di akun saat ini. Tergantung pada bursa yang kamu gunakan, mungkin bisa meminjam hingga 100 kali saldo di akun kamu.
Umumnya, ukuran leverage dinyatakan dalam rasio, contohnya 1:5 (5x), 1:10 (10x), atau 1:20 (20x). Rasio ini menunjukkan seberapa besar penggandaan modal awal. Misalnya, jika menyimpan $100 di bursa namun ingin membuka posisi bitcoin (BTC) senilai $1.000, maka menggunakan leverage 10x akan membuat $100 berfungsi sebagai $1.000.
Bagaimana Leverage Bekerja dalam Trading Crypto?
Dalam crypto, metode paling populer untuk trading dengan leverage adalah futures perpetual dan perdagangan margin. Cara kerja leverage dalam kedua metode ini mirip.
Namun, perbedaan terpenting adalah bahwa margin melibatkan meminjam uang dari bursa untuk bertransaksi dengan aset yang kamu pilih, sementara leverage futures berkaitan dengan hubungan antara posisi long dan short dari setiap kontrak (pasangan dagang).
Margin Awal
Sebelum meminjam uang dan mulai trading leverage, kamu perlu melakukan setoran ke dalam akun trading. Dana ini berfungsi sebagai jaminan. Jumlah yang diperlukan untuk membuka posisi kontrak futures dikenal sebagai margin awal, yang nilainya tergantung pada leverage yang digunakan.
Contohnya, jika ingin berinvestasi dalam Ethereum (ETH) senilai $1.000 dengan leverage 10x, margin awal yang dibutuhkan adalah 1/10 dari $1.000. Ini berarti kamu harus memiliki $100 di akun sebagai jaminan untuk pinjaman.
Jika leverage yang dipilih adalah 20x, maka margin yang diperlukan adalah $50 (1/20 dari $1.000). Namun, perlu diingat bahwa semakin tinggi leverage, semakin besar risiko likuidasi.
Margin Pemeliharaan
Selain margin awal, kamu juga perlu menjaga batas margin untuk trading. Apabila pergerakan pasar tidak mendukung posisi dan margin jatuh di bawah tingkat margin pemeliharaan, maka kamu akan diminta untuk menyetorkan lebih banyak dana ke akun untuk menghindari likuidasi.
Secara singkat, margin awal adalah saldo yang diperlukan untuk membuka posisi futures, sedangkan margin pemeliharaan adalah saldo minimum yang harus ada agar posisi dapat tetap aktif. Di antarmuka Binance Futures, kamu bisa melihat detail Rasio Margin di sudut kanan bawah layar.
