Tengkorak Tiongkok Berusia 1 Juta Tahun Guncang Teori Evolusi Manusia

photo author
- Jumat, 26 September 2025 | 09:17 WIB
Penemuan fosil Yunxian 2 di Hubei buktikan evolusi manusia lebih rumit, penuh percabangan dan interaksi. (newscientist.com)
Penemuan fosil Yunxian 2 di Hubei buktikan evolusi manusia lebih rumit, penuh percabangan dan interaksi. (newscientist.com)

Mengerti.id - Sebuah tengkorak berusia sekitar satu juta tahun yang ditemukan di Tiongkok menantang asumsi lama tentang evolusi manusia. Penelitian terbaru yang dipublikasikan Kamis, 25 September 2025 di jurnal Science menunjukkan bahwa asal-usul manusia modern mungkin terjadi jauh lebih awal dan lebih kompleks daripada yang selama ini diyakini.

Menurut laporan Reuters, tengkorak yang dikenal sebagai Yunxian 2 pertama kali digali dari Provinsi Hubei pada tahun 1990. Fosil ini diperkirakan berusia antara 940.000 hingga 1,1 juta tahun. Namun, kondisinya yang rusak parah akibat fosilisasi sempat membuat para ilmuwan kesulitan mengklasifikasikannya.

Awalnya, Yunxian 2 dikategorikan sebagai Homo erectus, nenek moyang manusia awal. Tetapi, berkat teknik rekonstruksi digital canggih, para peneliti berhasil mengungkap detail yang sebelumnya tersembunyi.

Rekonstruksi menunjukkan bahwa fitur-fitur tengkorak ini lebih mendekati Homo longi, yang dikenal sebagai "Manusia Naga," serta kelompok Denisovan, spesies misterius yang pernah mendiami Asia.

Jika klasifikasi baru ini terbukti benar, Yunxian 2 akan menjadi anggota tertua yang diketahui dari garis evolusi tersebut. Hal ini berpotensi menggeser garis waktu evolusi manusia hingga ratusan ribu tahun lebih awal.

Peneliti juga membandingkan Yunxian 2 dengan lebih dari 100 fosil manusia lainnya. Analisis ini menghasilkan garis waktu baru yang menunjukkan bahwa Neanderthal, Denisovan, dan nenek moyang manusia modern mulai bercabang lebih dari 1,3 juta tahun lalu.

Itu berarti percabangan terjadi hampir dua kali lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Spesies-spesies manusia purba ini diperkirakan hidup berdampingan selama 800.000 tahun, memberikan banyak kesempatan untuk interaksi maupun perkawinan silang.

Chris Stringer, paleoantropolog dari Museum Sejarah Alam London sekaligus penulis pendamping studi ini, menegaskan pentingnya temuan tersebut. “Hal ini mengubah banyak perspektif karena mengindikasikan bahwa satu juta tahun lalu nenek moyang kita sudah terbagi dalam kelompok berbeda,” katanya.

Para ilmuwan mengusulkan bahwa lima cabang utama manusia berotak besar yang tersebar di Afrika, Eropa, dan Asia mulai berpisah lebih dari satu juta tahun lalu.

MarketScreener melaporkan bahwa garis waktu baru ini menyiratkan adanya keragaman spesies manusia purba yang lebih luas daripada yang selama ini diperkirakan.

Implikasinya besar, karena dengan hidup berdampingan dalam jangka waktu panjang, kemungkinan pertukaran genetik antara kelompok manusia purba semakin besar.

Penemuan ini juga menantang teori klasik yang menyatakan bahwa Homo sapiens berevolusi dengan jalur tunggal dan lebih sederhana. Dengan bukti baru ini, sejarah evolusi manusia tampak jauh lebih berliku, penuh percabangan, dan sarat interaksi antarspesies.

Para peneliti menekankan bahwa temuan Yunxian 2 adalah bagian dari puzzle yang lebih besar dalam memahami bagaimana manusia modern muncul. Hasil penelitian ini membuka pintu untuk studi lebih lanjut mengenai hubungan genetik dan budaya antara kelompok manusia purba di berbagai wilayah dunia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kura-Kura Bisa Optimis? Ini Bukti Saintifiknya!

Kamis, 17 Juli 2025 | 19:35 WIB
X