Klaster Tenun Ulos di Tapanuli Utara Bangkit Lewat Program Klasterkuhidupku BRI, Perempuan Jadi Penggerak Utama

photo author
- Kamis, 17 April 2025 | 09:49 WIB
Tenun ulos jadi solusi ekonomi di Tapanuli Utara berkat program Klasterkuhidupku BRI. Rumah Ulos kini jadi sumber penghasilan bagi banyak perempuan.
Tenun ulos jadi solusi ekonomi di Tapanuli Utara berkat program Klasterkuhidupku BRI. Rumah Ulos kini jadi sumber penghasilan bagi banyak perempuan.

Mengerti.id - Peran perempuan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan sosial di Indonesia semakin menonjol. Dengan semakin terbukanya peluang, kini perempuan tak hanya fokus pada keluarga, tapi juga aktif dalam kegiatan produktif yang membawa dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.

Kesadaran ini pula yang menggerakkan Marlinda Yanti Panggabean, Ketua Klaster Usaha Rumah Ulos, untuk melakukan perubahan besar. Ia tidak hanya ingin memperbaiki kehidupan pribadinya, tapi juga ingin membantu perempuan lain agar menjadi lebih mandiri dan sejahtera.

Bertempat tinggal di Desa Lumban, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, Marlinda menghadapi berbagai keterbatasan karena penghasilan yang pas-pasan. Bersama ibunya, ia mengandalkan penghasilan dari menenun kain ulos setiap hari. Sayangnya, hasil tenunan yang memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu hanya dihargai rendah oleh para pengepul.

Situasi tersebut membuat Marlinda tidak tinggal diam. Ia mulai mencari solusi untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, hingga akhirnya menemukan peluang baru di dunia digital.

"Saya mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan pemasukan, hingga akhirnya saya mencoba menjelajahi platform penjualan online. Dari situ, saya menyadari bahwa kain tenun yang biasa kami buat memiliki potensi dan nilai jual yang lebih tinggi. Saat itu, saya pun memutuskan untuk berhenti menjual kain tenun ke pengepul dan beralih ke penjualan online," ceritanya.

Pada tahun 2008, Marlinda mendirikan usaha dengan nama Linda Gabe Ulos. Saat itu usahanya masih sangat kecil karena keterbatasan modal. Namun, dengan kerja keras yang terus-menerus, bisnis tersebut perlahan tumbuh. Dari awalnya hanya terdiri dari 2–3 orang, kini berkembang menjadi klaster usaha yang memiliki lebih dari 100 anggota.

"Para anggota di klaster ini mayoritas adalah perempuan dari berbagai usia. Sebagian besar dari mereka memang sudah memiliki keterampilan menenun ulos, tetapi kondisi kehidupan mereka masih jauh dari sejahtera. Karena itulah, saya mengajak mereka untuk bergabung dan diberdayakan kembali, agar bisa meningkatkan taraf hidup dan mendapatkan kesejahteraan yang lebih layak," ucapnya.

Saat ini, Klaster Rumah Ulos berhasil menghasilkan pendapatan hingga ratusan juta rupiah per bulan. Pendapatan tersebut tidak hanya berasal dari kain ulos, tetapi juga dari berbagai produk turunan yang semakin digemari pasar.

"Rumah Ulos menawarkan tiga produk utama, yaitu kain ulos, kain songket, serta produk ready-to-wear yang lebih modern, seperti pakaian, tas, sepatu, hingga home decor. Jangkauan pemasarannya pun luas, dari Sabang hingga Merauke, dengan mayoritas konsumen berasal dari Pulau Jawa. Tak hanya itu, Rumah Ulos juga telah berhasil menembus pasar internasional, salah satunya dengan mengirimkan produk ke California," tutur Marlinda.

Sejak awal membangun usahanya, Marlinda mendapat dukungan dari BRI. Bantuan pertama berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp5 juta menjadi pijakan awal perkembangan bisnisnya hingga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Lama-kelamaan, dukungan dari BRI meningkat, dan Rumah Ulos pun ikut serta dalam program Klasterkuhidupku.

"Sebagian besar dana bantuan dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, mulai dari pemberdayaan tenaga kerja, pembelian peralatan, hingga pemasaran digital. Rumah Ulos juga menerima alat tenun handmade yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, saya mendapat pelatihan dari BRI mengenai budaya tenun dan strategi meningkatkan nilai jual produk. Itulah mengapa, kehadiran bantuan BRI ini benar-benar memberikan dampak positif bagi usaha saya," imbuhnya.

Secara terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan komitmen BRI untuk terus memberikan pendampingan dan dukungan kepada pelaku UMKM melalui program Klasterkuhidupku. Program ini menjadi sarana strategis untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro.

"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya. Program ini tentu sangat bermanfaat bagi kelompok usaha dalam mendapatkan dukungan program pemberdayaan. Semoga, apa yang ditunjukkan klaster usaha ini menjadi motivasi dan cerita inspiratif yang dapat ditiru oleh kelompok-kelompok usaha lainnya di berbagai daerah," tegasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Korea Selatan dan Taiwan Bersatu Hadapi Tarif Chip AS?

Senin, 24 November 2025 | 14:55 WIB
X