Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI, Batik Siger Khas Lampung Terus Berkembang

photo author
- Senin, 1 Desember 2025 | 08:23 WIB
Batik Siger Terus Berkembang Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI. (BRI)
Batik Siger Terus Berkembang Bersama Pemberdayaan Rumah BUMN BRI. (BRI)

Mengerti.id - Di sebuah rumah batik di sudut Kota Bandar Lampung, para pengrajin tampak tekun menggerakkan canting di atas lembaran kain. Di tengah aktivitas tersebut, Laila Al Khusna hadir sebagai gambaran perempuan berdaya yang sesungguhnya.

Ia merupakan pendiri Batik Siger yang selama lebih dari sepuluh tahun terus menyalakan semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan melalui batik khas Lampung.

Laila tumbuh dalam keluarga yang berkecimpung di dunia batik, sehingga kecintaannya pada wastra nusantara terbangun sejak kecil. Ketika batik ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia pada 2009, motivasinya semakin menguat.

Terlebih, pemerintah daerah mendorong setiap provinsi memiliki batik identitas yang digunakan sebagai seragam wajib ASN dan BUMN.

Baca Juga: Bukti Komitmen Keberlanjutan, Program CSR BRI Torehkan Prestasi Global Lewat 2 Penghargaan Internasional

“Saya melihat peluang itu. Tapi saat itu, tidak ada pembatik di Lampung karena mayoritas berasal dari Jawa,” ujarnya.

Dengan ilmu yang diwariskan oleh kedua orang tuanya, Laila mendirikan Lembaga Kursus dan Pelatihan Batik Siger pada 2008. Dari lembaga inilah Batik Siger bermula sebelum berkembang menjadi salah satu simbol kebudayaan Lampung. Ia memiliki tekad agar batik Lampung dibuat oleh masyarakat Lampung sendiri.

Laila mengungkapkan bahwa langkah awal yang ia tempuh tidak selalu mulus. Ia sempat kesulitan mencari peserta meskipun sudah menyambangi RT, kelurahan, hingga kelompok ibu-ibu arisan, namun belum ada yang tertarik sampai akhirnya muncul peserta pertama.

“Motivasi utama saya adalah agar ilmu orang tua bermanfaat bagi masyarakat, terutama di Lampung, dan dapat mengangkat martabat daerah,” katanya.

Kini, banyak lulusan pelatihannya yang berhasil membangun usaha batik masing-masing. Laila merasa bangga karena Batik Siger tidak hanya mencetak perajin baru, tetapi turut membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.

Batik Siger pun terus memperkenalkan kekayaan budaya Lampung lewat motif-motifnya, dengan sekitar 80% penjualan berasal dari wilayah Lampung dan sisanya tersebar ke berbagai daerah di Indonesia melalui e-commerce.

Selain fokus pada pemberdayaan masyarakat, Batik Siger juga identik dengan praktik ramah lingkungan. Laila berupaya menerapkan konsep zero waste dengan memanfaatkan potongan kain menjadi produk lain.

Ia mengatakan bahwa sekitar 70% produksinya telah menggunakan pewarna alami, sementara untuk pewarna sintetis dilakukan proses penyaringan limbah sehingga air buangan tetap netral.

Ia menegaskan bahwa pihaknya terus berusaha mengurangi penggunaan pewarna sintetis demi menjaga keberlanjutan lingkungan, disertai sistem pengelolaan limbah agar air sisa produksi tidak mencemari lingkungan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukma Lydia Anggita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Korea Selatan dan Taiwan Bersatu Hadapi Tarif Chip AS?

Senin, 24 November 2025 | 14:55 WIB
X