Trump Umumkan Tarif 100% untuk China, Saham dan Bitcoin Langsung Rontok!

photo author
- Sabtu, 11 Oktober 2025 | 13:43 WIB
Keputusan Trump soal tarif China sebabkan kekacauan pasar: saham anjlok, Bitcoin turun tajam ke bawah $110.000. (Gambar Dibuat dengan AI)
Keputusan Trump soal tarif China sebabkan kekacauan pasar: saham anjlok, Bitcoin turun tajam ke bawah $110.000. (Gambar Dibuat dengan AI)

Mengerti.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat 10 Oktober 2025 mengumumkan kenaikan tarif impor sebesar 100 persen untuk seluruh barang dari China, yang langsung memicu kejatuhan tajam di pasar saham global dan mata uang kripto. Menurut laporan ABC News pada hari yang sama, langkah ini menyebabkan Wall Street mengalami penurunan terbesar sejak April 2025, sementara harga Bitcoin anjlok hingga di bawah $110.000.

Trump menyampaikan pengumuman tersebut melalui platform Truth Social, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memberlakukan tambahan tarif 100 persen “di atas tarif yang saat ini berlaku” mulai 1 November 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan pembatasan ekspor mineral tanah jarang yang diumumkan China sehari sebelumnya.

“Berdasarkan fakta bahwa China telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Amerika Serikat akan memberlakukan tarif 100% terhadap China,” tulis Trump di akun resminya. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah AS akan memberlakukan kontrol ekspor terhadap “seluruh perangkat lunak penting” mulai tanggal yang sama.

China diketahui memproduksi lebih dari 90 persen logam tanah jarang dunia serta magnet hasil olahannya, yang berperan penting dalam industri kendaraan listrik, mesin pesawat, hingga radar militer.

Trump menyatakan bahwa tidak ada lagi alasan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu mendatang sebagaimana sebelumnya direncanakan. Keputusan ini menandai meningkatnya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Tiga indeks saham utama AS langsung jatuh tajam usai pengumuman tersebut. Dow Jones Industrial Average anjlok 878,82 poin atau 1,90 persen menjadi 45.479,60. Indeks S&P 500 turun 182,60 poin atau 2,71 persen ke 6.552,51, sementara Nasdaq Composite merosot 820,20 poin atau 3,56 persen ke 22.204,43.

Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak 10 April 2025 bagi S&P 500 dan Nasdaq. Secara mingguan, S&P 500 mencatat pelemahan terbesar sejak Mei, sementara Nasdaq mencatat penurunan paling tajam sejak April.

Saham perusahaan teknologi utama juga mengalami penurunan signifikan. Nvidia, Tesla, Amazon, dan Advanced Micro Devices masing-masing turun lebih dari 2 persen pada perdagangan setelah jam tutup. Saham perusahaan asal China yang terdaftar di AS seperti Alibaba, JD.com, dan PDD Holdings bahkan jatuh antara 5,3 hingga 8,5 persen.

Pasar kripto juga terkena dampak besar. Berdasarkan laporan Bitcoin Magazine pada Sabtu 11 Oktober 2025, harga Bitcoin turun tajam 8,4 persen menjadi $104.782, sementara Ethereum turun 5,8 persen ke $3.637.

Hanya dalam hitungan jam, kapitalisasi pasar kripto global menyusut dari sekitar $4,25 triliun menjadi $4,05 triliun, menghapus nilai hampir $200 miliar.

Data dari CoinGlass menunjukkan hampir $7 miliar atau sekitar Rp108,5 triliun posisi perdagangan dilikuidasi dalam waktu beberapa jam. Sekitar $6,7 miliar di antaranya berasal dari posisi long, menandakan sebagian besar pelaku pasar sebelumnya mengantisipasi harga akan naik.

Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di Carson Group, mengatakan, “Ekonomi terbesar kedua dan terbesar pertama dunia kembali berseteru, dan kita melihat pasar bereaksi dengan menjual dulu, baru berpikir nanti. Pernyataan Presiden Trump benar-benar datang tanpa peringatan, yang membuka pintu bagi volatilitas ekstrem.”

Sementara itu, para analis memperingatkan bahwa eskalasi perang dagang ini dapat memperburuk ketidakpastian ekonomi global yang sudah tinggi menjelang akhir tahun.

Para investor kini menunggu langkah balasan dari Beijing, yang kemungkinan akan membalas dengan kebijakan pembatasan ekspor tambahan atau tarif balasan terhadap produk-produk Amerika Serikat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Korea Selatan dan Taiwan Bersatu Hadapi Tarif Chip AS?

Senin, 24 November 2025 | 14:55 WIB
X