Disebutkan dari beragam sumber, bahwa sosok pendeta yang bernama Valentine itu mendapat hukuman mati dari Kaisar Claudius II Gothicus sekitar tahun 270 M.
Hukuman mati yang menimpa sang pendeta disebabkan melanggar perintah kaisar untuk tidak menikah muda.
Atas kejadian inilah, hari kematian Valentine diabadikan dan diperingati sebagai Hari Valentine, sejak 14 Februari 270 Masehi.
Versi lain yang juga berkembang adalah sang pendeta tersebut sempat menuliskan surat cinta terakhirnya kepada sosok gadis muda, sebelum tiba ajalnya.
Valentine Identik dengan Unsur Romantis
Sekitar tahun 1800-an, tradisi perayaan Valentine mulai menjamur dengan disertai munculnya kartu ucapan, hadiah, bunga-bunga sebagai lambang Hari Kasih Sayang.
Momen ini juga mulai berkembang sebagai perayaan tahunan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Australia, Prancis, dan Inggris.
Hingga kini, Hari Kasih Sayang itu masih dirayakan oleh sebagian orang di Indonesia, dengan identik bertukar coklat yang menandai dari momen hangat dan penuh cinta.***