Mengerti.id – Dewasa ini seringkali kita mendengar istilah Gaslighting dalam setiap pembahasan mengenai percintaan di berbagai platform media sosial.
Gaslighting dalam sebuah hubungan adalah suatu tindakan manipulatif yang seringkali membuat seseorang selalu merasa bersalah dan merasa ragu terhadap dirinya sendiri.
Hal tersebut bisa juga dikatakan sebagai suatu hubungan yang toxic dan suatu hubungan yang jelas tidak sehat.
Baca Juga: Gadhul Bashar Adalah Apa? Perintah Allah untuk Laki-Laki dan Perempuan dengan Banyak Manfaat
Gaslighting merupakan suatu kondisi psikologis yang membuat suatu hubungan menjadi tidak sehat alias toxic, dikarenakan salah satu dari pasangan merasa terus menerus merasa bersalah walaupun ia sendiri tidak melakukan sebuah kesalahan.
Pada gaslighting sendiri membuat seseorang merasa semua yang dilakukannya salah, dan setiap dari kesalahan yang ia perbuat ia harus selalu meminta maaf, seorang yang terkena gaslighting juga selalu menyalahkan diri sendiri.
Hal tersebut dikarenakan si gaslighter atau pelaku yang melakukan manipulative dan tidak mau disalahkan serta selalu pintar dalam menggunakan kata-kata sebagai senjata untuk menjebak pasangannya, membuat seolah-olah terjadi konflik yang disebabkan oleh pasangannya tersebut padahal kesalahan tersebut adalah tindakan yang ia lakukan sendiri.
Gaslighting tidak terjadi hanya di dalam hubungan percintaan tetapi juga dapat terjadi dalam kehidupan pertemanan maupun dunia kerja.
Menurut Dokter Aimee Nugroho, Sp.KJ dalam akun TikTok pribadinya @psikiateraimee menyampaikan beberapa macam-macam gaslighting yang terjadi antara lain.
1. Melawan.
Yakni merasa dirinya paling benar dan melawan aturan.
2. Menyepelekan.
Ketika korban bercerita tentang masalah yang dialami, pelaku justru menyepelekan perasaannya.
3. Mengalihkan.
Ketika diajak berkomunikasi tentang suatu topik penting, pelaku enggan membicarakannya, maka ia lebih suka mengalihkan pembicaraan.
4. Menahan.
Melarang korban untuk beraktivitas atau bekerja ataupun bergaul dengan orang-orang tertentu, tujuannya agar korban didalam kontrolnya dan tidak dapat melawan.