Metode ini membuat anak merasa seperti sedang berpetualang. Mereka belajar mengenal sekolah dengan cara seru dan tidak membosankan.
6. Senam Ceria atau Olahraga Ringan
Anak melakukan senam dengan lagu anak yang familiar dan gerakan sederhana. Ini membantu mereka bersemangat dan menghangatkan tubuh.
Senam juga melatih keseimbangan serta koordinasi gerak kasar. Kegiatan bisa dilakukan pagi sebelum masuk kelas.
7. Mewarnai atau Melukis Bersama
Anak diberi kertas dan krayon atau cat air untuk menggambar bebas. Mereka mengekspresikan emosi dan ide dalam bentuk warna dan bentuk.
Guru dapat memandu dengan tema ringan seperti keluarga, rumah, atau binatang. Aktivitas ini juga memperkuat koordinasi mata dan tangan.
8. Permainan Sensorik
Anak bermain dengan pasir, air, atau slime dalam wadah khusus. Permainan ini menstimulasi pancaindra dan rasa ingin tahu mereka.
Sensorik play juga meningkatkan konsentrasi dan kemampuan motorik halus. Pastikan semua bahan aman dan mudah dibersihkan.
9. Bermain Peran (Role Play)
Anak diminta berperan menjadi profesi tertentu seperti dokter atau guru. Mereka menggunakan kostum dan properti sederhana yang disediakan sekolah.
Bermain peran mendorong imajinasi dan keterampilan komunikasi. Anak juga belajar memahami peran sosial di kehidupan sehari-hari.
10. Permainan Perkenalan “Coba Tebak Siapa?”
Anak menunjuk temannya dan menyebutkan namanya sambil bermain. Ini membantu mempererat hubungan antar anak.
Kegiatan ini juga membangun keberanian anak saat tampil di depan teman. Permainan ini bisa dilakukan dalam kelompok kecil.
11. Menanam Tanaman Mini
Setiap anak diberi pot kecil dan bibit tanaman seperti kacang hijau atau bunga matahari. Mereka diminta menyiram dan merawatnya setiap hari.
Kegiatan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian. Anak juga mengenal proses tumbuhnya tanaman dari awal.
12. Jurnal Ekspresi dengan Gambar
Anak diberikan kertas kosong dan alat gambar untuk mengekspresikan perasaannya. Mereka bebas menggambarkan pengalaman selama MPLS.
Guru bisa menanyakan makna gambar untuk memahami emosi anak. Ini menjadi sarana anak bercerita tanpa kata-kata.