Mengerti.id - Proklamasi kemerdekaan menjadi tonggak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki rentetan peristiwa menuju tanggal 17 Agustus 1945.
Salah satunya adalah peristiwa Rengasdengklok. Tokoh-tokoh mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tokoh-tokoh itu disebut dengan Golongan Muda yang dipelopori oleh Soekarni,Chaerul Saleh, DN Aidit, Wikana dan beberapa tokoh pemuda lainnya.
Baca Juga: Daftar Panglima Tentara Nasional Indonesia TNI Sejak Kemerdekaan
Menyikapi kabar bahwa Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu, imbas dari peristiwa bom Nagasaki dan Hiroshima, Golongan Muda menginginkan Proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan.
Mereka mengambil langkah keras dengan menculik Soekarno dan Mohammad Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, pada 16 Agustus 1945.
Golongan Muda mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar segera melaksanakan Proklamasi yang sebenarnya sudah dijadwalkan pada 24 Agustus 1945.
Jadwal tersebut sesuai dengan maklumat Jepang yang menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Namun Golongan Muda mempunyai pemikiran lain.
Mereka tidak mau mendapatkan kemerdekaan sebagai hadiah dari pihak Jepang dengan mengabaikan perjuangan panjang yang telah dilakukan.
Baca Juga: 5 Pahlawan Nasional Asal Surabaya Jawa Timur, Soekarno Hingga Bung Tomo
Perselisihan pendapat tak dapat dielakkan antara Golongan Muda dan Golongan Tua. Soekarno dan Moh Hatta menyetujui usul Soekarni dan kawan-kawan.
Golongan Tua menilai tindakan mempercepat Proklamasi sangat beresiko, sebab tentara Jepang masih menduduki sejumlah wilayah di Indonesia meskipun tersiar kabar bahwa mereka telah menyerah kalah kepada Sekutu.
Pendirian Soekarno dan Moh Hatta akhirnya melemah setelah Ahmad Soebardjo yang datang bersama Sudiro memberitahukan bahwa Jepang betul-betul menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945.
Mendengar berita meyakinkan tersebut, Soekarno dan Mohammad Hatta akhirnya bersedia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI.