Mengerti.id - Bagaimana cara menulis cerita pengalaman pribadi ketika hujan untuk tugas sekolah? Caranya adalah membaca sebanyak-banyaknya contoh tulisah tema serupa lalu mencoba menulis secara mandiri.
Lantas, seperti apa contoh cerita pengalaman ketika hujan untuk tugas sekolah? Berikut ini adalah contohnya:
1. Cerita Pertama
Hari sedang sangat mendung ketika aku tengah mengemasi barang-barang lamaku ke dalam kardus bekas mie instan. Ada buku-buku lama, kartu uno yang sudah rusak, perangko-perangko yang ternoda, dan masih banyak lagi.
Semua barang-barang itu harus segera kumasukkan agar kamar kosku terlihat lebih luas. Karena sebentar lagi Rina anak kos baru akan tinggal bersamaku. Ia sedang berada dalam perjalanan dari Surabaya menuju ke sini.
Baca Juga: Contoh Cerita Pengalaman Liburan Membantu Orang Tua untuk Tugas Sekolah SD maupun MI
Tiba-tiba hujan deras turun disertai bunyi “kelotak-kelotak” yang terdengar nyaring di atap kamar seakan ada orang lain yang melempari atap itu dengan bebatuan kecil. Rupanya sedang turun hujan es batu. Suaranya agak mengerikan tapi aku tetap senang, sebab itu artinya aku bisa memainkan kumpulan es batu dari langit itu.
Aku segera naik ke lantai atas, sedikit membuka jendela untuk meraih es batu yang jatuh tidak jauh dari jendela. Saat kusentuh dan kupegang agak erat, es batu itu cepat “nyunyut” atau mencair. Sebelumnya kupikir bekunya akan lebih lama seperti es batu biasa. Tapi dugaanku salah.
Gemy kucingku tiba-tiba menghampiriku. Rupanya ia tengah penasaran dengan apa yang aku lakukan tapi enggan untuk terlibat. Dia hanya melihat saja dengan tatapan yang agak aneh sambil melingkar di area leherku.
Baca Juga: 4 Contoh Cerita Liburan Sekolah Singkat untuk Tugas Sekolah
Tiba-tiba ponselku berdering. Aku segera menutup jendela itu lalu menjawab panggilan masuk. Saat kuangkat, kata halo yang kudengar membuatku segera tahu bahwa itu adalah suara Rina. Rina berkata bahwa ia sudah ada di depan pintu kos dan ia sedang sangat kedinginan.
Aku menutup panggilan pintu itu dan cepat-cepat berlari ke bawah tangga, mengambil handuk dan membukakan pintu kos. Saat kubuka, kulihat muka Rina sudah memucat. Ia harus segera kuajak masuk.
Setibanya di kamar kami, Rina kuberi handuk itu dan kuminta berendam dengan air hangat, sementara aku menyiapkan hidangan yang hangat-hangat untuknya.