Dengan bekal tersebut, produk Malessa kini telah dipasarkan di berbagai toko, bandara, dan hotel di wilayah Surakarta. Bahkan, karya mereka juga sempat ditampilkan dalam pameran di mancanegara, seperti di Belanda, Swiss, dan Australia.
“Program-program BRI itu luar biasa. Saya mendapatkan banyak ilmu baru, pendampingan, dan orientasi peningkatan kapasitas agar UMKM bisa naik kelas dan siap ekspor,” katanya.
Bagi Madu, Malessa Fashion & Craft lebih dari sekadar kegiatan bisnis. Usaha ini menjadi ruang tumbuh bagi mimpi banyak perempuan, tempat mereka mengasah keterampilan, membangun kemandirian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan merupakan roh utama dalam visi Malessa. Menurutnya, ketika para ibu memiliki daya dan kesempatan, maka kekuatan ekonomi keluarga hingga lingkungan sekitar pun akan ikut menguat, dan Malessa menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas serta kolaborasi mampu membawa perubahan.
Di kesempatan terpisah, Akhmad Purwakajaya selaku Direktur Micro BRI menyampaikan bahwa BRI terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendorong UMKM untuk berkembang dan naik kelas melalui berbagai program pemberdayaan, termasuk Rumah BUMN BRI.
Tidak hanya menyediakan akses pembiayaan, BRI juga menghadirkan pembinaan, pendampingan usaha, serta membuka peluang akses pasar yang lebih luas hingga ke tingkat global.
Hingga akhir September 2025, BRI tercatat telah membina 54 Rumah BUMN BRI dan menyelenggarakan lebih dari 17 ribu kegiatan pelatihan bagi pelaku UMKM di berbagai daerah.
”Upaya ini merupakan bagian dari strategi BRI untuk memperkuat ekosistem UMKM di berbagai di daerah di Indonesia. Dengan dukungan pemberdayaan BRI, UMKM diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” tegasnya.***
