Kiprah Orang Palembang: 'Wong Kito Galo' Selalu Beruntung

photo author
- Sabtu, 18 November 2023 | 09:36 WIB
Puan Maharani putri pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri meruapakan salah satu 'wong kito galo' alias orang Palembang. (Instagram/@puanmaharaniri)
Puan Maharani putri pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri meruapakan salah satu 'wong kito galo' alias orang Palembang. (Instagram/@puanmaharaniri)

Oleh: JANNES EUDES WAWA

Era reformasi telah berlangsung 25 tahun. Sudah empat presiden yang memimpin pemerintahan yang lahir melalui lima kali pemilihan umum yang demokratis. Yang menarik adalah hampir semua kabinet yang terbentuk selalu ada orang Palembang. Mereka selalu menunjukkan kemampuan bekerja yang optimal.

Saat pemerintahan Presiden Megawati  pada 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004, terpilih Hatta Rajasa menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Lelaki kelahiran tahun 1953 ini merupakan putra asli Palembang.

Taufiq Kiemas

Dalam pemerintahan ini ada pula suami Megawati yakni Taufiq Kiemas yang juga putra asli Wong Kito Galo. Lelaki kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan ini memiliki peran yang besar dalam pemerintahan tersebut. 

Taufiq di mata para koleganya merupakan sosok politisi yang jujur, sederhana dan mampu membangun relasi yang baik dengan semua kalangan. Dia juga memiliki kepedulian yang tinggi dan kemampuan merangkul sesama yang luar biasa, termasuk generasi muda tanpa membedakan aliran politik.

Baca Juga: Kiprah Orang Palembang: Reformasi dan Kebangkitan 'Wong Kito Galo'

Taufiq selalu membawa diri dengan sangat baik sehingga mampu menjadi jembatan yang strategis dalam menghubungkan pemerintah dengan pelbagai pihak di tingkat nasional. Itu sebabnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla melukiskan Taufiq Kiemas sebagai negarawan yang berpikir kebangsaan tanpa memberi sekat di antara anak bangsa. 

Bahkan, dalam banyak kesempatan Taufiq menginginkan semua golongan, termasuk partai politik bersatu. Dia memiliki kepedulian yang besar kepada regenerasi kepemimpinan bangsa yang kuat.

Hatta Rajasa

Ketika pemerintahan beralih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama tahun 2004-2009, Hatta Rajasa masuk kabinet lagi. Kali ini dia menjabat sebagai Menteri Perhubungan selama 2004-2007. Setelah itu menjadi Menteri Sekretaris Negara pada 2007-2009. Saat Presiden SBY memimpin periode kedua, yakni  tahun 2009-2014, Hatta menjadi Menteri Koordinator bidang Perekenomian.

Hatta merupakan sosok yang sederhana, tetap rendah hati, luwes dalam bergaul dan selalu memiliki visi yang kuat untuk memajukan Indonesia. Dalam banyak kesempatan, Hatta mengungkapkan bahwa almarhumah ibunya selalu berpesan, “Nak, jika kamu berhasil, maka keberhasilan itu bukan karena engkau pandai. Tetapi karena adanya kebaikan orang lain yang membuka jalan untukmu”.

Sang ibu juga selalu mengatakan keberhasilannya juga karena banyaknya orang yang mendoakannya. Puncak karir politik Hatta adalah menjadi calon wakil presiden dari calon presiden Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden tahun 2014. 

Dalam pemerintahan SBY juga ada sosok Marzuki Alie yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada tahun 2009-2014. Lelaki kelahiran Palembang tahun 1955 ini juga pernah menjadi Sekretaris pemenangan tim SBY-Boediono dalam pemilihan presiden tahun 2009. Sementara itu, Taufiq Kiemas menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) selama tahun 2019 hingga ajalnya pada tahun 2013.

Puan, Budi dan Tito

Masuk ke pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2014-2019, terpilih Puan Maharani menjadi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Putri tunggal pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri ini selama menjabat posisi tersebut disebut-sebut sukses meningkatkan indeks pertumbuhan manusia (IPM) di samping kemiskinan yang lebih rendah.

Kemudian tahun 2016, Presiden Joko Widodo memilih Budi Karya Sumadi menjadi Menteri Perhubungan menggantikan Ignasiun Jonan. Budi adalah putra kelahiran Palembang dan sejak masa kecil hingga remaja hidup di ibukota Provinsi Sumatera Selatan tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dinar Firda Rosa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menjadi ASN, Kebanggaan atau Pengabdian?

Minggu, 26 Oktober 2025 | 22:31 WIB

Paskibraka Dilarang Berjilbab dan Residu Orde Baru

Senin, 19 Agustus 2024 | 06:51 WIB

Cinta Kasih: Meminum Air dari Kamar Mandi

Rabu, 20 Maret 2024 | 12:02 WIB

Pemilih Gibran dan Bocah ke Sekolah Tak Pakai Helm

Kamis, 22 Februari 2024 | 09:34 WIB

Mahkamah Keluarga dan Menanti Serangan Balik Gibran

Senin, 16 Oktober 2023 | 22:39 WIB

Hiperealitas dan Fanatisme Penggemar K-Pop

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:49 WIB

Aremania, Yang Terbaik itu Kini Terbalik

Kamis, 2 Februari 2023 | 07:11 WIB

Pancasila Tergembok di Kamar Pengap

Sabtu, 1 Oktober 2022 | 09:01 WIB
X