Cara Memeriksa Rasio Margin di Binance Futures
Jika kamu baru saja mulai belajar trading leverage, penting untuk memahami bahwa membuka posisi long menunjukkan harapan bahwa harga aset akan naik, sedangkan membuka posisi short menandakan keyakinan bahwa harga akan turun.
Perdagangan leverage memberikan kamu kesempatan untuk membeli atau menjual aset berdasarkan nilai jaminan, bukan kepemilikan langsung. Ini berarti kamu bisa melakukan posisi short meskipun tidak memiliki aset tersebut, dan berpeluang mendapatkan keuntungan jika harganya jatuh.
Contoh posisi long dengan leverage
Misalkan kamu ingin membuka posisi long untuk BTC sebesar $10.000 dengan leverage 10x, maka kamu hanya perlu menggunakan $1.000 sebagai jaminan. Jika harga BTC meningkat 20%, kamu akan mendapatkan laba bersih sebesar $2.000 setelah dikurangi biaya.
Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan $200 yang akan kamu hasilkan jika hanya berdagang dengan modal $1.000 tanpa leverage. Sebaliknya, jika harga BTC menurun 20%, nilai posisi akan turun hingga $2.000.
Karena margin awal hanya $1.000, penurunan sebesar 20% ini akan menyebabkan likuidasi (saldo kamu menjadi nol). Bahkan mungkin mengalami likuidasi meskipun harga hanya turun 10%. Jumlah tepat untuk likuidasi akan bervariasi tergantung pada bursa yang digunakan.
Untuk mencegah likuidasi, kamu perlu menambah dana ke dalam dompet agar jaminan meningkat. Pastikan saldo yang memiliki lebih tinggi dari margin pemeliharaan yang diperlukan. Sebagian besar bursa akan mengirimkan margin call sebelum terjadinya likuidasi.
Contoh posisi short dengan leverage
Jika ingin membuka posisi short untuk BTC senilai $10.000 dengan leverage 10x, kamu bisa meminjam BTC untuk menjual (perdagangan margin) atau menjual kontrak futures sebesar $10.000 (perdagangan futures).
Dalam kedua scenario ini, kamu akan menggunakan jaminan sebesar $1.000 (leverage 10x), tetapi mari kita fokus pada situasi perdagangan margin.
Misalkan harga BTC saat ini adalah $40.000, kamu akan meminjam 0,25 BTC dan menjualnya dengan total $10.000. Jika harga turun 20% menjadi $32.000, kamu bisa membeli kembali 0,25 BTC tersebut hanya dengan $8.000.
Setelah itu, Anda dapat melunasi pinjaman 0,25 BTC dan menyimpan sisa $2.000 (setelah biaya) sebagai laba. Namun, jika harga BTC meningkat 20% menjadi $48.000, kamu harus menyediakan tambahan $2.000 untuk membeli kembali 0,25 BTC.
Dalam situasi ini, akun kamu akan dilikuidasi karena saldo hanya $1.000. Sekali lagi, untuk mencegah likuidasi, kamu perlu menambahkan lebih banyak dana ke dompet untuk meningkatkan jaminan sebelum mencapai harga likuidasi.
Mengapa Memanfaatkan Leverage dalam Perdagangan Crypto?
Para trader memanfaatkan leverage untuk memperbesar ukuran posisi dan potensi keuntungan. Namun, contoh di atas menunjukkan bahwa trading dengan leverage juga bisa berisiko menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar.
Ada alasan lain bagi para trader untuk memakai leverage, yaitu untuk mengoptimalkan likuiditas modal mereka. Contohnya, alih-alih memiliki posisi dengan leverage 2x di satu bursa, mereka bisa memilih leverage 4x untuk menjaga ukuran posisi yang sama dengan jaminan yang lebih sedikit.
Dengan cara ini, mereka bisa menggunakan sisa dana mereka untuk hal lain, seperti berdagang di aset lain, staking, memberikan likuiditas ke platform DeFi, dan seterusnya.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.***