Mengerti.id – Tradisi nyandran merupakan ritual yang masih erat melekat di dalam kehidupan masyarakat Jawa terutama di daerah Jawa Timur jelang Ramadhan.
Saat memasuki bulan Ruwah atau Syaban sebagian masyarakat Jawa masih memegang tradisi nyandran untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Kata nyandran dikenal pula sebagai Ruwahan sebab dilakukan di bulan Ruwah dalam kalender Jawa, merupakan tradisi yang lahir sebagai hasil asimilasi masuknya Islam ke budaya Jawa.
Baca Juga: Apa Hukum Ziarah Kubur Jelang Ramadhan? Tradisi yang Sering Dilakukan Masyarakat di Indonesia
Tradisi Nyandran Mendoakan Leluhur
Tradisi ini merupakan budaya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dengan mendoakan yang sudah meninggal terutama sebelum Ramadhan tiba.
Setiap daerah di Jawa memiliki ciri khas dalam melaksanakan tradisi ini, ada yang menyebutnya sebagai bersih desa yaitu dengan membersikan makam leluhur sambil membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi yang disebut Sadranan.
Sadranan ini biasanya ditinggal di area pemakaman leluhur serta meninggalkan uang untuk biaya perawatan dan pemeliharaan makam.
Baca Juga: Teks atau Bacaan Doa Ziarah ke Makam Menjelang Bulan Puasa, Latin dan Artinya
Akan tetapi tak semua masyarakat membawa sandranan, seperti di daerah Muntilan, mereka melakukan pembersihan makam secara bersama-sama kemudian masyarakat mendoakan para leluhur di tempat itu.
Arti Nyandran
Dalam bahasa Sansekerta, nyandran diketahui berasal dari kata Sraddha yang berarti keyakinan diketahui bahwa sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama yang dianut mayoritas adalah Hindu dan Budha.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang diunggah pada 14 Mei 2020 menjelaskan tentang arti nyandran.
Baca Juga: Apa Itu Tirakat? Ini Tradisi Islam untuk Solusi Masalah Hidup Lengkap dengan Manfaatnya