Mengerti.id - Jawir adalah istilah yang kebanyakan digunakan oleh masyarakat perkotaan yang merujuk pada seseorang yang berasal dari Jawa atau yang bebicara dengan logat Jawa yang kental.
Beberapa pihak menganggap istilah Jawir adalah sesuatu yang netral bahkan positif, akan tetapi banyak juga yang menggap jika kata ini punya tendensi negatif.
Jawir masuk dalam bahasa Indonesia nonstandar yang tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia namun lazim digunakan dalam pergaulan sehari-hari para generasi muda.
Baca Juga: Apa Arti Gabut dalam Bahasa Gaul? Ini Pengertian dan Dampaknya
Istilah ini dianggap plesetan dari kata Jawa. Di mana orang Jawa diidentikan sebagai orang-orang desa yang merantau ke kota dengan modal kemampuan seadanya dan akhirnya bekerja di sektor-sektor tertentu, misal sebagai kuli bangunan atau pedagang asongan.
Oleh sebab itu, jika istilah ini disampaikan di situasi yang tidak tepat atau momen yang tak presisi, bisa dianggap sebagai umpatan atau hinaan.
Kata Jawir dianggap sebagai merendahkan seseorang, menganggapnya sebagai orang udik yang tinggal di kota besar dengan ketidakmampuan untuk meninggalkan kebiasaan di tempat asalnya, misal dengan tetap berbicara menggunakan logat Jawa yang kental.
Akan tetapi, pada sebuah kelompok yang memang sudah cukup akrab dan saling mengenal. Ungkapan ini bisa saja dianggap netral atau bahkan candaan yang bisa mengundang tawa. Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa candaan semacam itu dianggap kurang sehat dalam sebuah pergaulan.
Baca Juga: Apa Arti Dejavu dalam Bahasa Gaul yang Sedang Trending di Media Sosial?
Selain Jawir, orang Jawa di kota besar juga kerap disebut dengan istilah Jamet Kuproy. Beberapa sumber menyebutkan jika istilah ini adalah singkatan dari Jawa Metal Kuli Proyek.
Sama dengan Jawir, Jamet Kuproy juga bisa dikategorikan sebagai istilah yang merendagkan.
Jamet Kuproy adalah sebutan ini biasanya disematkan kepada orang Jawa dengan dandanan yang dianggap norak. Menggunakan pakaian yang dinilai kurang tepat dan lain sebagainya.
Bahaya Penggunaan Sebutan yang Merendahkan Kelompok Lain
Penggunaan sebutan yang merendahkan kelompok lain memiliki konsekuensi yang serius. Selain tidak etis, tindakan ini dapat menyebabkan kerugian emosional dan psikologis yang signifikan bagi individu maupun kelompok yang menjadi sasaran.