wiki

Sedang Heboh! Ini Penjelasan Mengenai Dampak Gempa Megathrust, BMKG: Tidak Perlu Panik

Sabtu, 17 Agustus 2024 | 21:03 WIB
Ilustrasi. Penjelasan mengenai Gempa Megathrust atau Zona Penunjaman beserta dampaknya. (Pixabay/Angelo_Giordano)

Mengerti.id - Gempa megathrust atau zona penunjaman menjadi fenomena alam yang berpotensi menimbulkan kerusakan yang dahsyat dan bisa menciptakan dampak seismik atau bahkan tsunami yang besar.

Wijayanto selaku Ketua Tim Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG meminta supaya masyarakat tidak perlu panik jika mengalami fenomena ini.

Ketua Tim Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG tersebut juga mengimbau masyarakat Indonesia cukup mewaspadai beberapa potensi yang mungkin ditimbulkan pada zona Selat Sunda hingga Mentawai-Siberut.

"Kejadian di daerah selat Sunda, kejadiannya hampir 200 tahun yang lalu," ucap Wijayanto, dilansir oleh Tim Mengerti.id dari laman antaranews, pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Baca Juga: Curah Hujan Meningkat Pada Musim Kemarau, BMKG Ungkap Potensi La Nina Melanda Indonesia

BMKG juga menuturkan jika Indonesia mempunyai 13 zona yang sudah terbentuk dari sejak ribuan tahun yang lalu, dikarenakan adanya pertemuan lempeng samudera dengan lempeng benua.

Lantas apa itu gempa zona penunjaman dan dampak yang mungkin ditimbulkan? Simak penjelasan berikut ini.

1. Penjelasan

Berdasarkan laman vsi.esdm.go.id atau pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengungkapkan jika zona penunjaman atau megathrust adalah tempat pertemuan atau interaksi antara lempeng, terkhususnya memiliki sifat tumbukan (convergent).

Supartoyo, Penyelidik Bumi Utama di PVMBG, Badan Geologi menambahkan apabila interaksi yang terjadi melibatkan dua lempeng yang berbeda, adalah lempeng benua dan juga samudera yang dikenal dengan subduksi, sedangkan jika interaksi diantara lempeng sejenisnya maka disebut sebagai kolisi.

Menurutnya, apabila zona subduksi mengakibatkan terjadinya tumbukan diantara dua lempeng yang memiliki perbedaan massa jenis, adalah pada lempeng benua atau lempeng samudera.

Supartoyo mengungkapkan jika kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya lempeng benua yang terlihat menimpa lempeng samudera dengan ukuran yang jauh lebih berat dan dingin.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan jika ciri khas dari proses subduksi yaitu terbentuknya magma yang memiliki kedalaman 150 km hingga 200 km, sampai menembus ke permukaan bumi sehingga muncul menjadi gunung api.

Supartoyo mengungkapkan, Zona penunjaman terbagi ke dalam dua, yaitu penunjaman yang memiliki kedalaman kurang lebih 50 km, sementara intraslab atau zona Benioff yaitu kedalaman mencapai lebih dari 50 km.

Halaman:

Tags

Terkini

Mengenal Leverage dalam Binance Futures

Jumat, 25 Juli 2025 | 10:46 WIB

Mengenal Reserve Rights Crypto dan Gala Games

Selasa, 11 Februari 2025 | 15:05 WIB