Mengerti.id - Sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel diterapkan oleh Van Den Bosch tahun 1830 di Indonesia ini dilatarbelakangi oleh kesulitan keuangan akibat perang Diponegoro tahun 1825-1830 dan Belanda melawan Belgia tahun 1830-1831 di negeri Belanda.
Dikutip dari Jurnal Swadesi, Volume I Nomor 1 Tahun 2020, Van Den Bosch dikirim Belanda ke Indonesia bertujuan untuk membenahi keuangan Belanda dengan cara menerapkan sistem tanam paksa. S
Sistem tanam paksa ini bisa berhasil karena Van den Bosch mampu mempengaruhi elit tradisional Indonesia untuk melancarkan kegiatannya.
Baca Juga: Siapa yang Membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia? Simak Profil Ir Soekarno
Dalam sistem tanam paksa ini, rakyat dibebani berbagai jenis pajak dalam bentuk hasil pertanian yang mereka usahakan.
Bangsa Belanda berusaha mengisi kekosongan kas negerinya dengan memeras bangsa Indonesia. Rakyat diwajibkan menanam tanaman yang laku tinggi di pasar internasional.
Sementara kolonial Belanda membeli hasil keringat rakyat Indonesia dengan sangat murah. Para petani dilarang menjual hasil bumi pada pedagang lainnya.
Setelah melalui sistem tanam paksa yang sangat lama, akhirnya perekonomian bangsa Belanda menjadi stabil dan maju.
Sebaliknya kehidupan bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, justru bertambah menderita.
Baca Juga: Tokoh Dibalik Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Lengkap Ucapan Terbaru Meriahkan 28 Oktober 2022
Hingga akhirnya melalui perjuangan kaum Belanda di negerinya, sistem tanam paksa resmi dihapuskan.
Berakhirnya sistem tanam paksa ini ditandai dengan penanaman modal negara Barat di Indonesia.
Siapa Van Den Bosch?
Johannes graaf Van Den Bosch lahir di Herwijnen, Lingewaal, pada tanggal 1 Februari 1780. Dia meninggal di Den Haag pada 28 Januari 1844 di umur 63 tahun.