Mengerti.id - Pada hari Rabu, 20 Maret 2024, para ilmuwan dari Universitas Zurich mengungkapkan penemuan fosil lumba lumba sungai berusia 16 juta tahun.
Dengan riset yang disokong National Geographic Society, para ilmuwan berhasil menggegerkan dunia arkeologi dengan temuan barunya.
Para Ilmuwan menemukan beberapa fragmen fosil tengkorak mamalia laut itu di Peru.
Berdasarkan fragmen tersebut diperkirakan panjang lumba-lumba tersebut mencapai 3 hingga 3,5 meter.
Dilansir Mengerti.id dari Reuters, dengan adanya temuan ini ilmuwan mengklaim ini temuan terbesar sepanjang masa.
Lumba-lumba tersebut memiliki nama latin 'Pebanista Yacuruna', diperkirakan hidup di perairan yang sekarang menjadi wilayah Amazon.
Mamalia laut itu berkerabat dengan lumba-lumba Sungai Gangga, India yang masih eksis hingga kini.
Meski berkerabat ukuran lumba-lumba yang hidup di Asia Selatan jauh lebih kecil.
Bahkan dibandingkan mamalia laut Asia lainnya, lumba-lumba sungai Amazon ini berukuran jauh lebih besar.
Para ahli memperkirakan nenek moyang kedua lumba-lumba tersebut hidup di lautan lepas dekat pantai India dan Amerika Selatan.
Diduga karena mencari sumber makanan, mamalia laut itu bergerak masuk ke perairan sungai Amerika Selatan dan Asia Selatan dan berevolusi menjadi lumba-lumba air tawar.
Namun sayangnya mamalia laut yang hidup di Amazon itu punah terlebih dahulu.
Studi ilmiah tentang lumba-lumba air tawar Amazon ini juga dipublikasi dalam jurnal 'Science Advances'.
Artikel tersebut dipublikasi dengan tajuk, 'The Largest Freshwater Odontocete: A South Asian River Dolphin Relative from the Proto-amazonia'.