Mengerti.id – Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pahlawan nasional yang memiliki sejarah panjang dalam perang melawan penjajah Belanda.
Belum lama ini, Prabowo Subianto dalam sebuah pidatonya berniat memindahkan makam Pangeran Diponegoro.
Diketahui Pangeran Diponegoro mengalami pengasingan oleh Belanda hingga wafat dan dimakamkan di Makassar.
Baca Juga: Sejarah Kelahiran Pancasila, Muncul Pertama Kali Saat Rapat BPUPKI Hari Ketiga
Perjalanan sang pahlawan nasional tersebut dalam melawan penjajahan Belanda telah dibahas oleh berbagai ahli sejarah.
Sosoknya sangat ditakuti oleh penjajah karena perang yang dilancarkannya membuat kerugian besar bagi mereka.
Sehingga pemerintahan kolonial melalui perwakilannya Jenderal De Kock mengundang pemimpin perang Jawa tersebut hadir membicarakan perdamaian.
Tentu saja, pemilik nama asli Raden Mas Antawirya itu berbaik sangka memenuhi undangan dari perwakilan penjajah tersebut.
Sayangnya tindakan licik Jenderal De Kock yang mengingkari perjanjian membuat Pangeran Diponegoro dan beberapa pengikutnya ditangkap.
Dia kemudian terlebih dahulu diasingkan ke Manado dengan menumpang sebuah kapal. Saat itu kondisi tubuhnya terlihat sangat lemah akibat terserang malaria dan mabuk laut.
Di Manado, Pangeran Diponegoro ditahan di benteng Fort Nieuw Amsterdam bersama istrinya yang bernama Raden Ayu Retnoningsih.
Dilansir dari situs ikpni.or.id, dalam benteng penjara tersebut, Pangeran Diponegoro menulis Otobiografi dirinya yang dikenal sebagai Babad Diponegoro.
Penahannya di penjara Fort Nieuw Amsterdam, Manado dimulai sejak bulan Juni 1830 hingga Juni 1833. setelah beberapa tahun di sana dia lalu dipindahkan ke Makassar.