Dongeng Anak Perempuan Umur 7-8 Tahun: Impian Sang Putri Kecil

photo author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 06:11 WIB
Kisah dongeng anak umur 7-8 tahun yang penuh warna tentang Putri Lila, seorang perempuan kecil pemberani yang berjuang untuk meraih cita-citanya menjadi penyanyi istana. (Gambar Dibuat dengan AI)
Kisah dongeng anak umur 7-8 tahun yang penuh warna tentang Putri Lila, seorang perempuan kecil pemberani yang berjuang untuk meraih cita-citanya menjadi penyanyi istana. (Gambar Dibuat dengan AI)

Mengerti.id - Anak perempuan usia 7 hingga 8 tahun sedang berada di masa penuh imajinasi dan rasa ingin tahu. Di usia ini, mereka mulai berani bermimpi menjadi dokter, guru, penari, atau bahkan putri kerajaan yang menyelamatkan dunia. Melalui dongeng, anak-anak bisa belajar bahwa untuk meraih cita-cita, dibutuhkan semangat, keberanian, dan latihan yang tak kenal lelah.

Dongeng anak umur 7-8 tahun berikut ini menghadirkan kisah seorang putri kecil yang memiliki mimpi besar. Walau banyak halangan yang harus ia hadapi, sang putri tak pernah menyerah. Yuk, kita simak cerita lengkapnya!

Di kerajaan bernama Arandelle Biru, hiduplah seorang putri kecil bernama Elina. Rambutnya panjang berkilau seperti sinar matahari, dan hatinya selalu penuh semangat. Meski tinggal di istana yang megah, Elina punya impian sederhana—ia ingin menjadi penari terbaik di seluruh negeri.

Setiap sore, Elina diam-diam menari di taman rahasia di belakang istana. Ia belajar sendiri dari buku-buku tua milik ibunya yang dulu juga seorang penari hebat. Gerakannya belum sempurna, tapi semangatnya membuat bunga-bunga seolah ikut menari bersamanya.

Namun, tidak semua orang mendukung impian Elina. Paman Tirto, penasihat kerajaan, berkata bahwa menari bukanlah hal penting bagi seorang putri. "Kau harus belajar memimpin, bukan berputar-putar seperti angin," katanya dingin.

Elina sedih, tapi ia tidak menyerah. Ia tahu bahwa setiap mimpi butuh perjuangan. Diam-diam, ia terus berlatih di malam hari, saat seluruh istana tertidur. Ia bahkan membuat sepatu tari sendiri dari bahan bekas yang ia temukan di gudang istana.

Suatu hari, diumumkan bahwa akan ada Festival Cahaya di kerajaan tetangga. Ada pertunjukan seni dari berbagai negeri, termasuk lomba tari. Elina sangat ingin ikut, tapi sang raja melarangnya. "Kau terlalu kecil untuk ikut acara besar seperti itu," ujar ayahnya.

Putri kecil itu tidak marah. Ia hanya berkata lembut, "Tapi Ayah, cita-citaku besar." Mendengar itu, sang raja terdiam. Ia melihat tekad yang tak biasa dari anak perempuannya.

Dengan izin ibunya, Ratu Marissa, Elina terus berlatih. Ia menari setiap hari dengan penuh semangat, walau kadang terjatuh dan kakinya terluka. Tapi luka itu tak membuatnya mundur. Baginya, setiap langkah adalah bagian dari mimpinya.

Ratu Marissa kemudian menyusun rencana. Ia mengundang seorang pelatih tari dari kerajaan selatan untuk mengajari Elina. Sang pelatih, Nyonya Raveena, terkesan dengan semangat sang putri. "Kau bukan hanya punya bakat, tapi juga hati yang besar," katanya.

Hari demi hari, Elina semakin mahir. Gerakannya mulai indah, matanya bersinar, dan tubuhnya seakan melayang. Festival Cahaya pun semakin dekat, dan Elina siap menari di panggung besar untuk pertama kalinya.

Saat hari festival tiba, seluruh keluarga kerajaan ikut menyaksikan. Paman Tirto pun hadir, meski masih ragu. Saat Elina mulai menari, semua orang terdiam. Gerakannya begitu anggun dan penuh emosi, seolah bintang-bintang turun ke bumi.

Ketika tariannya usai, seluruh penonton berdiri dan bertepuk tangan meriah. Elina memenangkan hati semua orang, bahkan juri festival yang terkenal sangat ketat. Ia tidak hanya mendapatkan medali, tapi juga penghargaan sebagai penari paling bersemangat.

Sang raja memeluk Elina dengan bangga. "Kau benar, Nak. Cita-cita besar bisa diraih dengan latihan dan keberanian," katanya. Bahkan Paman Tirto akhirnya tersenyum dan mengangguk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kura-Kura Bisa Optimis? Ini Bukti Saintifiknya!

Kamis, 17 Juli 2025 | 19:35 WIB
X