Hasil jangka panjang atau permanen dari cedera otak mungkin memerlukan pasca-cedera dan mungkin rehabilitasi seumur hidup.
Apa saja efek cedera otak
1. Defisit kognitif
- Koma
- Kebingungan
- Rentang perhatian yang dipersingkat
- Masalah memori dan amnesia
- Defisit pemecahan masalah
- Masalah dengan penilaian
- Ketidakmampuan untuk memahami konsep abstrak
- Kehilangan rasa ruang dan waktu
- Penurunan kesadaran diri dan orang lain
- Ketidakmampuan untuk menerima lebih dari satu atau dua langkah perintah pada waktu yang sama.
Baca Juga: Apa Itu Heimlich Maneuver? Bantu Atasi Tersedak pada Anak dan Orang Dewasa
2. Defisit motorik
- Kelumpuhan atau kelemahan
- Spastisitas (pengencangan dan pemendekan otot)
- Keseimbangan yang buruk
- Daya tahan menurun
- Ketidakmampuan untuk merencanakan gerakan motorik
- Keterlambatan dalam memulai
- Tremor
- Masalah menelan
- Koordinasi yang buruk
3. Defisit persepsi atau sensori
- Perubahan pendengaran, penglihatan, rasa, bau, dan sentuhan
- Kehilangan sensasi atau peningkatan sensasi bagian tubuh
- Pengabaian sisi kiri atau kanan
- Kesulitan memahami posisi anggota tubuh dalam kaitannya dengan tubuh
- Masalah penglihatan, termasuk penglihatan ganda, kurangnya ketajaman visual, atau jangkauan penglihatan yang terbatas
4. Defisit komunikasi dan bahasa
- Kesulitan berbicara dan memahami ucapan (afasia)
- Kesulitan memilih kata yang tepat untuk diucapkan (afasia)
- Kesulitan membaca (aleksia) atau menulis (agraphia)
- Kesulitan mengetahui bagaimana melakukan tindakan tertentu yang sangat umum, seperti
menyikat gigi (apraksia)
- Bicara lambat, ragu-ragu dan penurunan kosa kata
- Kesulitan membentuk kalimat yang masuk akal
- Masalah mengidentifikasi objek dan fungsinya}
- Masalah dengan membaca, menulis, dan kemampuan bekerja dengan angka
5. Defisit fungsional
Gangguan kemampuan dengan aktivitas hidup sehari-hari (ADL), seperti berpakaian, mandi, dan makan Masalah dengan pengaturan, belanja, atau pembayaran tagihan. Serta ketidakmampuan untuk mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin
6. Kesulitan bersosialisasi