Dongeng Anak Usia 7-8 Tahun: Cerita Lila yang Tak Mau Memaafkan

photo author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 21:33 WIB
Cerita dongeng anak usia 7-8 tahun yang mengajarkan nilai memaafkan melalui kisah penuh emosi dan kejutan dari dua sahabat kecil. (Gambar Dibuat dengan AI)
Cerita dongeng anak usia 7-8 tahun yang mengajarkan nilai memaafkan melalui kisah penuh emosi dan kejutan dari dua sahabat kecil. (Gambar Dibuat dengan AI)

Mengerti.id - Anak-anak usia 7 hingga 8 tahun mulai mengenal arti persahabatan, kepercayaan, dan terkadang juga rasa kecewa. Dalam masa ini, penting untuk belajar tentang memaafkan, karena tidak semua orang sempurna. Lewat dongeng anak usia 7-8 tahun, nilai-nilai seperti keikhlasan dan pengertian bisa lebih mudah dipahami.

Cerita kali ini mengisahkan tentang seorang anak yang menolak memaafkan sahabatnya. Tapi ternyata, ada kejutan besar yang menunggu di akhir cerita. Yuk, kita baca kisahnya!

Lila dan Rani adalah dua sahabat sejak TK. Mereka selalu duduk sebangku, bermain di taman yang sama, bahkan punya sepeda dengan warna serupa. Tak ada hari tanpa tawa mereka.

Namun suatu hari, saat lomba mewarnai di sekolah, Rani tak sengaja menumpahkan air minum ke gambar Lila. Gambar yang sudah hampir selesai itu jadi basah dan warnanya luntur.

Lila sangat marah. "Kamu sengaja ya?! Biar aku nggak menang!" katanya sambil menangis. Rani mencoba menjelaskan, tapi Lila sudah telanjur kecewa.

Sejak itu, Lila tak lagi bicara pada Rani. Ia duduk sendiri, menolak ajakan bermain, bahkan membuang surat permintaan maaf dari Rani. "Aku nggak butuh teman seperti dia," ucap Lila tegas.

Hari-hari berlalu, tapi Lila merasa ada yang kurang. Ia sering melihat Rani menyendiri di pojok kelas. Tapi setiap kali ingin menyapa, hatinya berkata, "Dia yang salah duluan."

Lalu suatu hari, Rani tidak masuk sekolah. Satu hari, dua hari, hingga seminggu. Guru mengatakan bahwa Rani sakit dan dirawat di rumah sakit.

Lila diam. Di hatinya mulai tumbuh rasa khawatir. Tapi ia masih gengsi untuk menunjukkan itu. Ia hanya diam menatap bangku kosong di sebelahnya.

Suatu pagi, Ibu Lila berkata, "Lila, kamu dapat surat dari Rani. Ini dititipkan oleh ibunya." Dengan ragu, Lila membuka surat itu.

"Maaf ya, Lila... Aku nggak sengaja waktu itu. Aku benar-benar sedih kamu marah. Tapi aku tetap doakan kamu supaya menang dan bahagia. Aku kangen kamu..." tulis Rani dengan huruf kecil yang goyah.

Air mata Lila jatuh. Ia tak pernah tahu bahwa Rani tetap memikirkannya meski sedang sakit. Ia merasa sangat bersalah.

Tanpa menunggu, Lila meminta Ibu mengantarnya ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia melihat Rani terbaring lemah tapi tersenyum melihat kedatangannya.

"Aku minta maaf, Rani... Aku yang keras kepala," kata Lila sambil memeluk sahabatnya itu. Rani membalas pelukan itu dengan lemah tapi hangat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kura-Kura Bisa Optimis? Ini Bukti Saintifiknya!

Kamis, 17 Juli 2025 | 19:35 WIB
X