Mengerti.id – Baju koko identik dengan baju yang dikenakan pria muslim untuk beribadah maupun perayaan Hari Besar Umat Islam.
Namun, siapa sangka baju koko yang digunakan saat ini memiliki sejarah asal usul panjang mulai dari abad ke 17.
Dikutip melalui akun Instagram Oscar Darmawan, dahulu baju koko merupakan baju asli orang China atau orang Tionghoa.
Baca Juga: Paskah Peringatan Apa? Mengenal Sejarah, Rangkaian Ibadah, hingga Maknanya bagi Umat Kristen
Baju tersebut digunakan untuk sehari-hari bahkan untuk sekolah. Sejarah baju koko dimulai sekitar tahun 1911 atau sejak berdirinya banyak perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda atau Indonesia.
“Pada awalnya nama baju ini bernama baju Tui-khim yang digabungkan dengan celana panjang gombrang yang memperlihatkan mata kaki dan sering dipakai oleh engko-engko dalam beraktivitas di Batavia pada waktu itu,” ujar Oscar sebagaimana dikutip melalui akun Instagram @oscardarmawan pada 4 April 2023.
Sebelumnya, pada tahun 1901 masyarakat Tionghoa mendirikan sekolah THHK (Tion Hoa Hwee Koan) di Batavia sebagai bentuk protes atas diskriminasi pemerintah Belanda di bidang pendidikan.
Setelah 7 tahun berlalu tepatnya pada tahun 1908 didirikanlah sekolah Boedi Oetomo. Sekolah tersebut didirikan karena masyarakat Tionghoa dan pribumi mendapatkan diskriminasi pendidikan dari pemerintah Belanda pada waktu itu.
Baca Juga: 5 Ide Kegiatan Ramadhan Siswa SMP MTs di Rumah, Guru Wajib Tahu!
Dari Situlah terbentuk simbiosis mutualisme untuk mendukung satu dengan yang lain sehingga menyebabkan akulturasi secara alami.
“Orang Indonesia bisa melihat keturunan Tionghoa menggunakan pakaian sehari-hari mereka karena sering bergaul, lama kelamaan jadi terbiasa, kemudian golongan pribumi mulai menggunakan baju Tui-khim untuk kegiatan sehari-hari,” ujar CEO Indodax kelahiran 1985.
Kemudian menurut orang Indonesia, baju Tui-khim dianggap baju yang sesuai dengan syariat Islam, sehingga baju ini akhirnya bisa digunakan untuk beribadah dan sholat serta untuk merayakan Hari Raya.
Baju Tui-khim yang biasa digunakan engko-engko dipersingkat menjadi Baju Koko, bahkan hingga saat ini Baju Koko masih sering dijumpai atau digunakan umat Muslim Indonesia untuk beribadah.
Baju koko memiliki ciri khusus pada bagian kerah, umumnya baju ini memiliki kerah tegak dengan lengan panjang seperti jas.